(Greys)
"Andai. . ." Ucap seorang anak dalam renungnya
Bersimpuh, kepala tertunduk dalam nan kelam
Antara enggan dan sungkan gambar netranya
"Bukankah deru ombak bukan tuk angin malam?"
Ia teringat canda tawa bersama sang nahkoda dan awak kapal lain
Saat guyon, kisah, dan sapu reyot di sudut kapal masih tampak bermakna
Terkikik tangisnya saat kenang singgah sejenak
"Sia-sia dihidupi sia-sia disesali" sanggahnya dalam sendiri
"Toh bukan aku, tapi dunia saja yang memang busuk"
Tertatih ia mengangkat raga mendekati meja usang
Sedih dan murkanya tumpah seluruh
membanjiri lembar yang tertindih telapak
"Biar saja semua hilang, hilang tawaku, hilang kisahku,
hilang bahtera bobrokku, hilang murkaku. . . Hilang aku"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H