Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Review "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas"

Diperbarui: 5 April 2023   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: https://www.kompas.com/global/image/2021)

Jika Anda ingin ketahui ada film Indonesia yang tak biasa dan benar-benar baru, tontonlah Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash).

Disutradarai Edwin dari adaptasi novel populer berjudul sama karya Eka Kurniawan, penulis dan penyair Indonesia pertama yang dinominasikan untuk Man Booker International Prize pada 2016, penghargaan prestisius yang konon berada hanya setingkat di bawah Hadiah Nobel Sastra.

Edwin dan Eka sekaligus berduet menulis skenario. Film ini dibuat dengan pita seluloid 16 milimeter oleh sinematografi analog Akiko Ashizawa dari Jepang. Gambar-gambarnya pun magis, kuat, dan hangat.

Dendam-Rindu membawa kita balik ke masa Indonesia tahun 1980-an yang semuanya tentang esensi kedewasaan.

Pada adegan pembuka kita menonton duel pemuda yang tak biasa pada 1989, di balapan dua motor tapi arah berlawanan siapa tercepat mengambil botol kaca sebagai target yang dipajang di tengah-tengah di jalan aspal Desa Bojong Soang.

Dendam-Rindu berkisah tentang pemuda bernama Ajo Kawir (diperankan Marthin Lio), jagoan Bojong Soang yang selalu ingin berkelahi, ternyata menderita impoten alat vitalnya."Hanya orang yang gak bisa ngaceng, bisa ngapain aja tanpa takut mati".

Menurut Ajo Kawir penyakit seksual ini disebabkan trauma masa kecil, ia dipaksa menyaksikan kejahatan pemerkosaan yang dilakukan dua oknum aparat masa orde baru. Impotensi ini yang membuatnya mencari jalan pertarungan demi pertarungan supaya masih dianggap jantan oleh teman-temannya. Membuktikan ia maskulin.

Ajo Kawir tak sengaja bertemu dengan Iteung (Ladya Cheryl), gadis tukang pukul yang disewa Pak Lebe sebagai pengawal, salah satu yang ditarget dibunuh oleh Ajo Kawir. Sebuah profesi yang sangat langkah bagi perempuan.

Pertemuan Ajo dengan Iteung adalah pertarungan tangan kosong seni bela diri yang spektakuler dengan latar belakang tempat pabrik kerikil dengan alat-alat berat sebagai pendukung. Mengingatkan kita pada adegan film klasik Indonesia.

Kemudia tempo dipercepat dan padat demi menyesuaikan novel. Ajo Kawir dan Iteung kawin, walaupun dari awal Iteung sudah ketahui "burung' Ajo tidak bisa berdiri".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline