Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Cara Tujuh Negara Mengatasi Krisis

Diperbarui: 4 April 2023   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Upheaval- Titik Balik Bangsa-bangsa Usai Menghadapi Krisis, dokumen pribadi)

Jared Diamond adalah seorang profesor geografi. Namun karya-karyanya menghubungkan antopologi, sejarah, dan bidang lain sehingga perspektifnya tidak biasa tentang sejarah manusia.

Seperti buku terbarunya yang memikat berjudul Upheaval- Titik Balik Bangsa-bangsa Usai Menghadapi Krisis (2019). Metode Jared adalah studi kasus komparatif, naratif, dan eksploratoris mengenai krisis dan perubahan selektif di tujuh negara modern. 

Jared memotret dengan baik Finlandia, Jepang, Cile, Indonesia, Jerman, Australia, dan Amerika Serikat, pada saat-saat penting dalam sejarah tujuh negara tersebut.

Krisis merupakan satu kata paling terkenal dan paling sering diucapakan dalam dunia modern masa kini. Jika kita krisis, artinya kita menghadapi tantangan penting yang tidak bisa diatasi melalui metode-metode biasa.

Kita akan mempertanyakan identitas kita, nilai- nilai kita, dan pandangan kita mengenai dunia. Setiap orang bisa mendefinisikan krisis dalam cara berbeda-beda, menurut frekuensi berbeda-berbeda, durasi berbeda-beda, dan skala dampak yang berbeda-beda.

Supaya lebih mudah dipahami karena lebih akrab, Jared memulai dari perspektif krisis individual untuk memahami apa yang terjadi pada negara-negara yang sedang mengalami krisis.

Sederhananya cara individu manusia mengarasi krisis dapat juga mengajarkan negara melewati krisis nasional? Apa bisa?

Menurut hipotesa Jared, orang yang berhasil mengatasi masalah cenderung mengidentifikasi dan menganalis, mencari tahu bagian mana dari identitas mereka yang sudah berfungsi dengan baik dan tidak perlu diubah, dan bagian mana yang tidak lagi berfungsi dan perlu diubah.

Jared mengistlahkan  "perubahan selektif" dengan membangun kerangka konseptual mengacu pada 12 faktor yang mempengaruhi penyelesaian krisis. Tentu saja dari 12 faktor tersebut ada yang cocok untuk menyelesaikan krisis pribadi sekaligus krisis negara, dan ada beberapa faktor yang tidak bisa diterapkan.

Kita lihat Jepang, sebagai contoh pertama. Dari perubahan selektif memandang restorasi Meji, Jepang memiliki persentase warga melek huruf tertinggi di dunia (99 persen). "Status sosial di Jepang lebih bergantung pada pendidikan daripada keturunan dan hubungan keluarga" tulis Jared.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline