Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

Palagan Louis van Gaal di Piala Dunia

Diperbarui: 7 Desember 2022   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: bbc.co.uk)

Aloyius Paulus Maria van Gaal, yang tenar dengan Louis van Gaal (dibaca van Haal), mungkin satu sosok yang paling pas untuk mewakili karakter orang Belanda yang fungsionalitas dan konvensional untuk standar Eropa, sekalipun sudah abad milenium. Orang londo memang selalu cuek dengan penampilan, tidak penting, niet belangrijk. Mereka hanya antusias dengan sesuatu yang besar dan mencengangkan.

Seperti yang dikutip majalah Kickers, van Gaal lahir di Amsterdam pada 1951, dan sejak umur 12 tahun, dia rajin menyambangi tempat latihan klub Ajax dan melihat bagaimana penemu total football, Rinus Michels, melatih tim kota kelahirannya tersebut. Sampai pada gilirannya pada 1992, van Gaal-lah yang diberi kehormatan untuk melatih Ajax.

Dari sini publik bola mulai memuji kejeniusannya. Ajax era van Gaal merupakan klub yang begitu dikenang karena idealisme, dengan merancang konsep sepak bola yang rapih dan sangat terukur.

Kita tak pernah bisa lupa karya hebatnya pada musim 1994/1995, saat Ajax yang dihuni pemain muda yang ia didik dengan tekun menuai sukses menjuarai Liga Champions 1995, sekaligus menghentikan dominasi klub AC Milan (Italia) ketika itu.

Namun idealisme van Gaal tak kuasa menahan laju industri yang kian mencengkeram sepak bola. Banyak pemain yang dipolesnya sejak remaja belia, hengkang ke klub-klub elite Italia dan Spanyol.  

Ia pun hengkang. Setelah lima tahun mengukir era emas Ajax, van Gaal berlabuh ke Catalunya, Spanyol, menukangi FC Barcelona. Klub yang dianggapnya dapat menampung potensi kejeniusan dan prinsip sepak bola yang ia cita-citakan. 

Begitu pun ketika ia kembali ke Belanda menukangi AZ Azkmark, hijrah ke Bayer Munchen, dan membesut Manchester United. Ia selalu menanamkan filosofi bermain yang khas, meski pada saat kejayaan Barca dan Bayern, van Gaal sudah tak bersama.

****

Melatih Oranye pada Piala Dunia 2022, bagi van Gaal adalah palagan ketiga. Jika ada noda dalam karir kepelatihan, maka tak lain adalah kegagalan membawa Belanda lolos ke Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang, setelah kalah bersaing dengan Portugal dan Irlandia di kualifikasi.

Edisi kedua van Gaal menangani Belanda di Piala Dunia Brasil 2014. Di Brasil, van Gaal menebus "aib" 12 tahun sebelumnya dengan prestasi besar. Ia mengantar Oranye ke semifinal dengan menampilkan performa dahsyat, termasuk membantai juara bertahan Spanyol 5-1, sebelum kalah adu penalti melawan Argentina, dan menang lawan Brasil 3-0 sebagai juara ketiga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline