Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Zulfadli

TERVERIFIKASI

Catatan Ringan

"Trial by Media", Persidangan Pembunuhan Talkshow

Diperbarui: 21 Juni 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: netflix.com)

Begitu menarik menyimak serial dokumenter Trial by Media yang mulai tayang pada 11 Mei 2020 silam di saluran Netflix.

Trial by Media meninjau kembali enam perkara hukum yang terkenal dan kontroversial dalam tiap episodenya yang berdurasi sekitar satu jam, di mana media memainkan peran besar membantu dalam proses menemukan keadilan, atau juga justru menjadi alat efektif untuk mengangkangi hukum.

Penonton kemudian akan membuat tafsian beragamam setelah mendapatkan penjelasan yang utuh dan meyakinkan mengenai sejarah peliputan media Amerika Serikat dalam penanganan perkara hukum yang jauh lebih dalam sekaligus jauh lebih memusingkan karena kasus hukum menjadi berita sensasional yang laku dijual.

Episode pertama berjudul Talk Show Murder. Peristiwa pembunuhan paling membingungkan yang pernah terjadi. Pada 9 Maret 1995, Jonathan Schmitz, pemuda dari Michigan, menembak dan membunuh Scott Amedure, teman barunya, karena merasa dilecehkan dan dipermalukan saat syuting acara bincang-bincang Jenny Jones Show. Scott adalah gay yang secara gamblang menunjukkan perasaan cintanya pada Schmitz, laki-laki straight. Schmitz adalah bintang tamu yang tidak tahu ia dipuja oleh seorang homoseksual, ia mengira pemuja rahasianya adalah seorang perempuan.

Sebelum Jenny Jones Show episode Pemuja Rahasia itu tayang, terjadi hal yang menggemparkan dan tak terpikirkan. Dimulai Schmitz menerima pesan tersirat ajakan kencan dari Scott, yang membuat Schmitz tak lagi bisa mengendalikan emosi dan marahnya. Ia menarik uang di bank, membeli senapan, kemudian mendatangi kediaman Scott untuk melepaskan dua tembakan yang menewaskan laki-laki yang berprofesi tentara tersebut.

Peristiwa beradarah tersebut menggemparkan industri pertelevisian khususnya program talkshow yang booming pada saat itu, dengan format 'penyergapan' yang dirahasiakan para bintang tamu. 

Acara yang mencari orang yang harus dimanipulasi sehingga kita ditarget tak percaya apa yang akan kita dengar. Misalnya selain episode pemuja rahasia, ada episode pasangan yang bercinta semalam dan dipertemukan di acara tersebut, kemudian laki-laki tak tahu pasangannya hamil dan melahirkan. Studio heboh dan audiens menertawakan lelucon itu semacam hiburan yang dibutuhkan oleh seluruh penonton.

Senang atau tidak, tapi demikian faktanya. Setiap acara televisi selalu berurusan dengan rating. Semua dilakukan untuk mendongkrak rating, karena rating adalah uang. Di televisi kenyataan harus bisa diubah menjadi kisah menarik sedemikan rupa. Cerita biasa yang harus disenangkan dengan gimick-gimick. Hal-hal yang sebelumnya bersifat pribadi muncul di berita dan hiburan.

Apa yang menimpa Scott dan Schmitz merupakan kasus eksploitasi manusia dan menuntut tanggung jawab program Jenny Jones Show. Ada dua peradilan dari kasus pembunuhan Scott, yakni pengadilan pidana terhadap Schmitz dan pengadilan gugatan perdata terhadap Jenny Jones Show yang diajukan keluarga Scott.

Maka kemudian persidangan tak ubahnya sirkus yang dipertontonkan oleh media karena menarik, diminati banyak penonton televisi. Pengadilan berlanjut menjadi panggung televisi. Ruang sidang menjadi studio, memanfaatkan sensasional persidangan.

Frank Amedure, kakak Scott yang merupakan narator utama dalam episode ini, merasa murka mengetahui stasiun televisi yang menayangkan siaran langsung persidangan adalah jaringan Warner Bross, yang memproduksi Jenny Jones Show. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline