Lihat ke Halaman Asli

SBY Sudah Tak Percaya Pada Rakyat

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_233879" align="alignleft" width="180" caption="http://www.facebook.com/note.php?note_id=231504863612"][/caption]

Dengan meraih lebih dari 60% suara pemilih pada Pilpres 2009 yang lalu, terlihat bahwa sangat besar kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan presiden SBY. Dengan kepercayaan yang begitu besar seharusnya tidak ada keraguan SBY untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia ini. Seharusnya tidak ada yang perlu ditakutkan SBY kepada pemilih yang 40 % nya lagi, yang terbagi kepada dua sosok lainnya. Yang perlu dilakukan SBY hanyalah menepati janji-janji yang pernah di ucapkannya dimasa kampanye dahulu.

Tapi kenyataannya akhir-akhir ini kepercayaan rakyat itu semakin tergerus oleh gaya kepemimpinan SBY yang tidak pro rakyat. Saya yakin SBY belum pikun untuk mengingat janji-janjinya di masa kampanye. Saya yakin SBY tidak tuli untuk mendengar keluhan dan aspirasi dari masyarakat Indonesia di seluruh pelosok nusantara. Saya juga yakin SBY tidak bodoh dalam memilah mana yang aspirasi mana yang laporan asal bapak senang. Saya juga yakin SBY tidak buta melihat permasalahan yang dihadapi rakyatnya.

Politik pencitraan menurut saya tidak perlu dilakukan, citra itu akan datang dengan sendirinya apabila janji-janji sudah dipenuhi, apabila rakyak semakin sejahtera, apabila rakyat merasakan langsung kebijakan-kebijakan pro rakyatnya. Bukan dengan mengeluarkan data-data yang semu. Bukan dengan pidato-pidato tentang kemajuan demokrasi di Indonesia, rakyat tidak makan demokrasi. Rakyat ini tidak bodoh untuk menilai mana yang pencitraan mana yang prestasi.

Saya heran, apa sih yang ingin dikejar oleh pak SBY dengan kepemimpinannya ini !!!

Banyak permasalahan-permasalahn di Negara ini yang sebenarnya mudah untuk diatasi tapi di bikin susah oleh pemerintahan SBY yang tidak tegas. Misalkan kasus meledaknya tabung gas elpiji 3kg. Apa sih susahnya mengatasi hal seperti itu dengan kekuasaan seorang presiden yang begitu besar, tapi SBY membiarkan permasalahan itu bergulir semakin hari semakin parah sehingga menjadi semacam bencana nasional.

Korupsi semakin hari semakin parah, bukannya berusaha untuk mengatasi masalah, malahan sibuk membentuk lembaga baru yang tugasnya saling tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada. Yang diperlukan itu bagaimana mengawasi dan membina lembaga yang sudah ada untuk dapat bekerja dengan baik bukan mengalihkan masalah dengan menimbulkan masalah baru.

Tapi kalau masalah teroris kok cepat sekali reaksinya. Pertanyaannya ada apa dibalik kasus-kasus terorisme ini?

Melihat semakin banyaknya masyarakat yang kecewa tehadap kepemimpinan SBY pada periode kedua ini, semakin jelaslah siapa presiden Indoesia yang sesungguhnya pada periode pertama. Rasanya tidak lah salah buya Syafi`I Ma`arif mengatakan JK lah the Real Indoesian President.

Mungkin, sekali lagi ini hanya mungkin SBY sekarang sudah kembali lagi ke fitrahnya dari seorang kakek yang berubah menjadi seorang anak-anak. Yang selalu merasa di takuti-takuti oleh kritikan-kritikan dari berbagai pihak sehingga dia ingin meminta perlindungan kepada rakyat dengan cara curhat. Mungkin juga SBY lagi paranoid dalam hal terorisme yang katanya mengincarnya sehingga perlu mencurigai semua orang.

Mungkin juga dalam pandangan SBY masyarakat ini sudah makmur dengan sesaknya Ibukota Negara dengan jumlah kendaraannya yang sudah tidak muat lagi di jalanan. Mungkin juga orang-orang disekeliling SBY ini sudah menjadi anjing penjilat yang hanya melaporkan semua permasalahan beres ditangani dan yang berkoar-koar itu hanyalah barisan sakit hati.

Saya tidak tahu apakah politik pencitraan dan sifat paranoid ini akan bertahan sampai kapan. Yang saya yakin masyarakat semakin hari semakin tidak percaya dengan cara kepemimpinan seperti ini. Saya menyesalkan SBY telah menyianyiakan kepercayaan 60% rakyat Indonesia dengan hanya mensejahterakan segelintir orang seperti PNS, TNI, POLRI, anggota DPR, dan pegawai kementrian dan lembaga.

Atau saya yang salah menilai dan berprasangka bahwa rakyat ini telah cerdas dalam memilih pemimpin, yang sebenarnya rakyat yang 60 % memilih SBY itu ternyata suaranya dibeli sehingga untuk mengembalikan modal tidak perlulah mereka diperhatikan toh mereka sudah dibeli, biarkan saja rakyat ini berteriak. Salah sendiri kenapa mau dibeli dengan lembaran uang gambar soeharto.

Wallahu`alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline