Lihat ke Halaman Asli

Penyakit Jantung Koroner: Ada Apa dengan Jantung?

Diperbarui: 25 April 2016   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampang Jantung dan Pembuluh Darah Koroner (Sumber: WebMD)

Istilah penyakit jantung koroner (PJK) tentu telah banyak didengar di kehidupan kita sehari - hari, baik di media cetak maupun media elektronik lainnya. Sebenarnya, apa yang terjadi pada penyakit jantung koroner? Sebelum kita menelusuri lebih dalam mengenai PJK, ada baiknya kita menyimak ilustrasi penampang jantung berikut.

Jantung dan Pembuluh Darah Koroner

Jantung merupakan organ berongga yang terdiri dari empat ruangan yang terdiri dari otot dengan ukuran lebih kurang sebesar kepalan tangan orang dewasa. Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Jantung bertugas memompa darah melalui koneksi pembuluh darah nadi (arteri) dan menerima darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh darah balik (vena) yang disebut dengan sistem kardiovaskular.

Tentu kita tidak akan membahas semua sistem pembuluh darah di jantung, yang akan kita bahas disini adalah pembuluh darah nadi (arteri) koroner. Arteri koroner (coronary arteries) merupakan pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen jantung. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koroner kanan dan kiri beserta cabang–cabangnya. Sehat dan normalnya arteri koroner sangat mempengaruhi kinerja jantung itu sendiri.

Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas) tahun 2013 menunjukkan angka kematian akibat penyakit tidak menular di Indonesia meningkat menjadi 59.5% dengan kematian akibat penyakit jantung menempati posisi ketujuh. Prevalensi penyakit jantung koroner yang terdiagnosis dokter sebesar 0.5% dan tidak bergejala (tidak terdiagnosis dokter) sebesar 1.5%. WHO memperkirakan kematian akibat PJK mencapai 17.5% dari total angka kematian di Indonesia. PJK menempati posisi tertinggi diantara penyakit jantung lainnya. Angka yang cukup tinggi untuk sekedar penyumbatan pembuluh darah yang ukurannya tidak terlalu besar bukan?

Penyakit Jantung Koroner terjadi akibat adanya blokade (hambatan / sumbatan) pada arteri koroner. PJK terjadi akibat kondisi aterosklerosispada pembuluh darahyang disebut juga dengan pengerasan arteri oleh substansi lunak yang terbentuk di dalam arteri koroner. Substansi ini terdiri dari kolesterol, senyawa lemak, kalsium dan materi pembekuan darah yang disebut fibrin.

Apabila pembuluh darah menyempit, aliran darah kaya oksigen ke otot jantung akan berkurang dan tentunya akan mempengaruhi kinerja dan kesehatan jantung. Saat istirahat, kebutuhan akan oksigen masih bisa tercukupi. Namun, saat beraktivitas atau peirode stres emosional dan fisik, jantung akan bekerja lebih keras dan membutuhkan asupan banyak oksigen dan aliran darah. Aliran darah yang inadekuat dikarenakan penyempitan pada arteri koroner akan menyebabkan nyeri dada, yang selanjutnya disebut sebagai angina pektoris. Aterosklerosis juga dapat memicu pembentukan bekuan darah di arteri yang menyempit. Berhentinya aliran darah koroner mendadak mengakibatkan kerusakan signifikan pada otot jantung dan berujung pada serangan jantung.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyakit jantung koroner diakibatkan oleh adanya penyumbatan aliran darah koroner yang biasa didahului oleh adanya proses aterosklerosis. Tapi ketika blokade aliran arteri memburuk, suplai darah menuju jantung akan semakin berkurang yang menyebabkan nyeri dada yang dikenal dengan nama angina pektoris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline