Lihat ke Halaman Asli

Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Botol Plastik Menjadi Media Hidroponik di SDN Pondok Labu 12

Diperbarui: 19 Mei 2024   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada hari Selasa, tanggal 7 Mei 2024, kami sekelompok mahasiswa semester 2 Jurusan Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN '"Veteran" Jakarta berkunjung ke SDN Pondok Labu 12 untuk melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan sampah botol plastik menjadi media hidroponik. Kegiatan sosialisasi ini kami lakukan dalam rangka Project Based Learning (PjBL) yang merupakan suatu metode pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas Tahun 2045 Pilar Kedua, yaitu "Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan" dengan Poin Ketiga, yaitu "Komitmen terhadap Lingkungan Hidup."

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, total sampah nasional Indonesia adalah sebesar 68,5 juta ton, di mana 11,6 juta ton diantaranya adalah sampah plastik. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023 bahkan menyatakan bahwa persentase pengurangan sampah hanya terjadi sebesar 15,17%. Dilandasi hal tersebut, kami akhirnya berupaya memanfaatkan sampah yang ada menjadi media budidaya tanaman dengan air atau hidroponik yang ramah akan lingkungan.

Dokpri

Kegiatan sosialisasi kami awali dengan sesi perkenalan dan pengenalan mengenai masalah sampah plastik di Indonesia. Kami menjelaskan bahwa sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai dan memiliki dampak serius terhadap ekosistem. Selanjutnya, Kami mengadakan praktek di mana siswa dan siswi dapat berpartisipasi secara langsung untuk membuat media hidroponik dari botol plastik bekas secara berkelompok. 

Dokpri

Dokpri

Langkah pertama yang dilakukan adalah memotong botol plastik menjadi dua bagian. Bagian bawah botol digunakan sebagai wadah untuk air dan nutrisi, sedangkan bagian atas botol dibalik dan digunakan sebagai tempat media tanam. Kami menjelaskan pentingnya memilih media tanam yang tepat, seperti sekam aglaonema, yang akan menopang akar tanaman dan menyediakan cukup ruang bagi mereka untuk tumbuh. Siswa-siswi mencoba memotong botol plastik dengan hati-hati dan menyusun media tanam di dalamnya. Setiap kelompok diberi tugas untuk menanam bibit sayuran, seperti pakcoy dan kangkung yang mudah tumbuh dengan metode hidroponik. Mereka juga diberikan kesempatan berdiskusi tentang hidroponik dan manfaatnya. Anak-anak sangat antusias mengikuti setiap tahapannya dan saling membantu satu sama lain. 

Dokpri

Kami juga menjelaskan keuntungan dari hidroponik. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas, jadi cocok untuk digunakan di kota-kota yang memiliki ruang terbatas. Selain itu, sistem hidroponik menggunakan air dengan lebih efisien daripada metode pertanian konvensional, yang berarti mereka lebih ramah lingkungan.

Selain mengajarkan pembuatan hidroponik, kami juga menekankan pentingnya kepemimpinan dan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Kami mengajak anak-anak untuk menjadi pemimpin dalam upaya pelestarian lingkungan dengan cara sederhana namun berdampak besar, seperti mendaur ulang sampah plastik.

Melalui kegiatan ini kita dapat mengetahui bahwa permasalahan sampah plastik menjadi hal yang sangat crucial di Indonesia. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus bersinergi dan berkomitmen dalam menjaga lingkungan. Ayo jaga lingkungan kita agar tidak tercemar dari sampah plastik!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline