Lihat ke Halaman Asli

Panji Koming, Di Manakah Kau?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14252755891268616444

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menayangkan artikel mengenai tayangan kartun di Harian Kompas dan mencoba menganalisis arah kebijakan media tersebut terhadap pemerintahan Jokowi (tulisannya ada di sini). Umum diketahui bahwa Harian Kompas merupakan salah satu penyokong utama Jokowi dalam pencalonan presiden, sehingga berita-berita yang dimuat memiliki warna yang sangat kentara mendukung capres tersebut. Hal ini masih berlanjut hingga Jokowi terpilih menjadi presiden dan dilantik beberapa waktu lalu.

Hal menarik yang saya soroti dalam tulisan tersebut adalah bahwa ternyata kartun-kartun yang dimuat dalam Kompas Minggu memiliki muatan yang tidak selamanya sama dan sebangun dengan berita dan opini harian tersebut. Ada nuansa kritik baik yang bernuansa halus, sedang, hingga keras, terutama dalam kartun yang dimuat pada tanggal 04 Januari 2015 tersebut. Kritik keras dilontarkan oleh Sukribo yag menyindir soal penenggelaman kapal, sementara kritik abu-abu menurut saya dilontarkan oleh Panji Koming seperti biasanya yang seolah sedang menggumam itu, dan kritik halus yang tidak terfokus pada kinerja pemerintah Jokowi dilontarkan oleh Timun.

Hal yang menarik, menurut saya, tayangan-tayangan kartun Kompas Minggu belakangan jauh lebih halus dibandingkan dengan tayangan pada tanggal itu. Dan lagi, terutama pada Sukribo, fokus yang menjadi kritikan juga berubah, bukan lagi pemerintah, tapi lembaga lain. Hal yang berbeda dapat dicermati pada Panji Koming, yang menurut saya masih cukup konsisten dengan kritikannya pada pemerintah, walaupun dalam taraf yang sedang-sedang saja itu. Sayang saya tidak sempat mengcapture isi kartun-kartun itu per minggunya, mungkin nanti saya susulkan.

Oleh karena itu, saya sebagai pecinta kartun Kompas Minggu cukup terkejut melihat Panji Koming tidak terbit pada Kompas Minggu, 1 Maret 2015 tanpa penjelasan apapun, sementara kartun-kartun lainnya tetap muncul seperti biasa, sebagaimana gambar berikut:

[caption id="attachment_371139" align="aligncenter" width="300" caption="Kartun Minggu, 1 Maret 2015, Sumber: Dokumen Pribadi"][/caption]

Dapat dilihat pada kartun tersebut, Timun tetap mengkritik, walau fokusnya pada para anggota DPR yang tidak peka pada isu-isu di masyarakat seperti mahalnya harga beras dan gas. Sementara Sukribo jauh menjadi lebih halus dengan sekedar kecele mengira ada operasi kendaraan bermotor, ternyata hanya operasi pasar dari Bulog.  Sementara kartun yang lain seperti biasanya tidak berbicara mengenai politik.

Yang saya herankan, kemanakah Panji Koming? Ada apa dengannya? Karena tidak ada penjelasan apapun dalam edisi tersebut dan saya tidak punya akses ke redaksi, maka saya hanya dapat menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi. Mungkinkah ini karena muatan kartun yang disampaikan oleh Panji Koming beberapa waktu belakangan? Atau hanya masalah teknis, misalnya kesiapan tayang, yang menurut saya sangat musykil kecuali ada masalah besar pada pembuatnya, misalnya kesehatan pak Dwi Koendoro? Ataukah ada yang lain? Ah, rasanya sia-sia saja saya bertanya, mungkin saya tunggu saja jawabnya dari rumput yang bergoyang... ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline