Lihat ke Halaman Asli

salsa

mahasiswi gabut yang hobi ngereview

Resensi Novel Supernova Partikel

Diperbarui: 17 September 2019   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul                 : Supernova: Partikel

Penulis             : Dee Lestari

Penerbit           : Bentang Pustaka

ISBN                  : 978-602-8811-74-3

        Novel yang merupakan seri ke-4 dari sekuel Supernova kali ini bercerita mengenai perjalanan hidup seorang Zarah Amala yang bermula dari desa kecil di pinggiran kota Bogor. Zarah kecil sangat dekat dengan ayahnya, Firas, ia merupakan salah seorang dosen di salah satu Institut kota Bogor. Sejak kecil Zarah tidak pernah menempuh pendidikan formal layaknya anak-anak pada umumnya, ia hanya mendapatkan pelajaran dari ayahnya seorang. Hal ini tentu mengundang pertentangan dari keluargnya, akan tetapi Firas bersikukuh bahwa metode pembelajaran yang diterapkan olehnya lebih efektif dibandingkan sistem pendidikan di Indonesia. Segala anomali yang ada di dalam keluarga kecil Firas dan Aisyah menimbulkan berbagai konflik, renggangnya hubungan mereka dengan Abah dan Umi menjadi salah satu awal dari segalanya.

       Bersamaan dengan hal ini, Firas sering kali terlihat oleh warga memasuki area terlarang di Batu luhur, yaitu Bukit Jambul. Banyak sekali mitos beredar mengenai tempat angker tersebut, salah satunya adalah tempat perkumpulan para jin. Alih-alih dihindari, Bukit Jambul memilki daya tarik yang sangat kuat bagi Firas. Disana ia menemukan berbagai fenomena-fenomena baru. Sebagai satu-satunya orang yang selalu mendengarkan dan percaya kepada cerita ayahnya, Zarah menjadi tempat bermuaranya berbagai informasi mengenai fenomena tersebut. Melalui cerita Firas, Zarah dapat menyimpulkan bahwa ayahnya terobsesi kepada fungi. Firas percaya bahwa fungi merupakan orang tua dari alam ini, ia percaya fungi merupakan organisme yang melahirkan kehidupan manusia.

      Hingga hari itu tiba, hari dimana Firas tidak pernah kembali ke rumahnya lagi, Zarah hancur dan benar-benar terpuruk. Mulai hari itu ia bertekad untuk mencari jawaban dari satu pertanyaan: "kemana ayahnya pergi?" Melalui berbagai peristiwa Zarah terus mencari dan berlari. Dalam rangka pelarian tersebut tidak tanggung-tanggung berbagai profesi ia jalani dan tekuni, dimulai dari menjadi seorang ibu asuh orang utan di Tanjung Putting Kalimantan hingga menjadi seorang fotografer wildlife. Berpuluh-puluh tahun ia merasa "sendiri", tapi siapa sangka ternyata melalui pelarian tersebut ia bertemu dengan orang-orang hebat yang kelak akan sangat peduli dengan dirinya. Dan di dalam pelarian itu juga ia mengalami suatu kejadian yang akan sangat mengubah hidupnya, yaitu ritual iboga.

            Setelah saya membaca buku berjumlah 500 halaman ini, saya mendapatkan banyak sekali ilmu pengetahuan baru. Di dalam buku ini Dee Lestari dengan apiknya menuliskan pengetahuan mengenai dunia fungi, penelusuran spiritual, crop circle, dan sebagainya dalam suatu rajutan kalimat yang mudah dipahami oleh orang awam. Tak henti-hentinya saya berdecak kagum ketika membaca buku ini, saya sadar pasti di balik semua cerita apik ini terdapat riset yang sangat mendalam. Tentunya berbagai literatur harus dibaca oleh penulis untuk menghidangkan cerita dengan detail yang amat sangat lengkap. For your information, sekuel Supernova terdiri dari 6 buku dan Partikel merupakan seri ke-4 setelah Petir. Setiap buku memiliki satu tokoh utama, dan setelah marathon Supernova saya semakin terkagum-kagum lagi akan kemampuan Dee Lestari dalam membangun suasana karakter yang sangat berbeda dari tiap bukunya. Buku ke-3 Supernova yaitu Petir, dari tokoh Etra yang sangat jenaka lalu tiba-tiba muncul karakter Zarah yang cenderung lebih serius.

            Secara keseluruhan saya tidak menemukan kekurangan dari buku ini, dari segi fisik dan cerita buku ini termasuk kategori sempurna. Akan tetapi terdapat cukup banyak percakapan dalam bahasa inggris yang mungkin akan sedikit membingungkan bagi pembaca yang tidak terlalu familiar.

            Jadi kesimpulannya, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk kalian (re: remaja yang sedang bertransisi menjadi orang dewasa) baca, karena lewat cerita Zarah saya mendapat sebuah tamparan yang cukup keras. Saya menyimpulkan bahwa kita tidak perlu untuk menyibukkan diri dan berharap masalah akan hilang dengan sendirinya, atau pergi jauh berkelana ke berbagai tempat untuk mencari jawaban dari suatu pertanyaan karena sedari awal jawaban tersebut selalu berada di dalam diri kita sendiri, bagaimanapun dan apapun yang terjadi kita harus mencoba berdamai dan memaafkan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline