Suatu ketika aku shalat jum'at di sebuah masjid di Jakarta, setelah muazin iqamah dan imam sudah takbiratul ihram dan membaca surat al-fatihah, handphone salah seorang makmum yang berada di shaff paling depan berbunyi, kemungkinan ada yang menelepon jamaah tersebut. Ringtone nya lagu Maher Zain,
"Raqqat aina ya syauqan
Walithayyibaka dzarafata asyqan
Faataitu ila habibi
Fahda' ya qalbu warifqan
Shalli ala Muhammad.
Assalamualayka yaa.. ya Rasulullah
Dst..."
Kesal, kenapa ga diambil dan dimatiin hapenya. Marah, harusnya disilent dulu waktu masuk masjid.
Lalu aku bersusah payah konsentrasi ke bacaan imam, akan tetapi timbullah kekecewaan kedua.
Kesal, bacaannya banyak yang salah, kesalahan-kesalahan dasar pula. Marah, kenapa mau bahkan pede banget jadi imam dengan bacaan yang seperti itu?
Ah... sudahlah, setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Dalam hati menggerutu, sambil ikut bernyanyi, karena aku hafal syairnya.
Namun alhamdulillah yang punya hape isi lagunya Maher Zein, coba kalau ringtonenya lagu cinta satu malam nya melinda atau lagi syantik nya siti badriah, kan gawat. Bagaiamana aku bisa menjaga jempol kakiku agar tidak ikut bergoyang, haha...
Ini perlu menjadi perhatian, bagi siapapun untuk mematikan hapenya waktu masuk masjid, minimal di silent, karena atas kelalaian ini bisa merusak kekhusyuan jamaah shalat.
Tapi, ada hal aneh yang saya rasakan ketika mendengar gangguan ketika shalat, ternyata saya lebih kuat usaha saya untuk khusyuk daripada shalat tidak ada gangguan. Biasanya kalau shalat tidak ada gangguan semisal hape berbunyi lagu-lagu, saya tidak peduli dengan bacaan imam, bahkan imam baca surat apa saya ga inget, imam baca surat al-fatihah pun saya ga tau, tiba-tiba sudah aamiiin saja, haha.
Jadi, sebaiknya bagaimana? apa harus dimainkan musik saat shalat biar khusyuk?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H