Saya amat kaget waktu dikabari kalau akun Twitter Ferdinand Huatahean diretas pihak tak dikenal. Apalagi akun itu kemudian dipakai untuk menyebarkan konten-konten pornografi. Hal serupa juga terjadi pada Imelda Sari. Nomor hapenya diretas. Hari ini ada no WA 13 kader utama Partai Demokrat yang dikloning.
Kalau hari ini ada kader-kader Demokrat yang seakan-akan melenceng dari garis perjuangan, bisa diindikasikan akun mendsos mereka sudah diretas. Soalnya, berbekal akun-akun yang diambilpaksa ini, dunia medsos sudah gonjang-ganjing. Baik di twitter, facebook sampai WA, para pendekar berwatak jahat itu menyebarluaskan konten-konten jahat untuk merusak elaktabilitas Demokrat. Bahkan mereka menyebar konten-konten yang bernuansa untuk memecah belah persatuan bangsa.
Demokrat lagi-lagi dizalami. Ya, dalam lima tahun terakhir ini Demokrat memang terus-menerus dizalami. Ada yang secara terang, ada pula yang main gelap-gelapan. Ada yang langsung, ada pula yang meminjam tangan pion-pion. Misalnya kasus perusakan atribut di Pekanbaru, kriminalisasi tokoh-tokoh Demokrat yang ingin maju Pilkada, tekanan pada banyak kepala daerah kader Demokrat untuk memenangkan kubu tertentu, sampai fitnah tidak ketulungan untuk SBY.
Semua ujian ini dilalui Demokrat dengan baik. Apapun yang terjadi, publik bisa saksikan sendiri kalau Demokrat tidak pernah menyerah. Demokrat terus berjuang sampai gaspol, habis-habisan untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik, untuk mengembalikan program-program pro-rakyat SBY.
Semua racun demokrasi ini dihadapi Demokrat dengan arif. Demokrat tidak pernah grasa-grusu apalagi sampai bertindak tidak beradab meskipun sering mendapat perlakukan tidak beradab. Demokrat melawan semua kezaliman itu dengan berpandu pada peraturan perundang-undangan. Makanya tidak pernah kita saksikan ada kader Demokrat yang sampai bertindak anarkis. Tidak pernah ada kader Demokrat yang terlibat aksi penggerudukan meskipun Demokrat kerap diperlakukan demikian.
Apa yang dilakukan kader-kader Demokrat itu sesuai arahan dari sang ketua umum, SBY. Presiden ke-6 RI, negawaran Indonesia itu selalu berpesan tentang politik yang beradab. Bahwa semua orang harus berjuang dengan cara-cara yang baik. Meski demokrasi sudah memberi ruang kebebasan, kader-kader Demokrat tidak boleh melakukan tindakan melawan hukum serta mengganggu ketertiban dan keamanan publik.
Kearifan Demokrat dalam menghadapi situasi penzaliman ini semakin memperkuat keyakinan saya untuk memilih partai nomor urut 14 ini. Jika mereka bisa bersikap arif saat dizalami, mereka pasti bisa amanah saat diberi kepercayaan. Apalagi, selama 2004-2014, kita sama-sama saksikan konsistensi Demokrat dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia ketika SBY menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H