Rumah Adat Bolon Pematang Purba merupakan salah satu destinasi wisata sejarah yang berada di Desa Pematang Purba kecamatan Purba, kabupaten simalungun sumatera Utara. Kawasan Rumah Adat ini dahulu merupakan kompleks istana dari Kerajaan Purba, rumah ini dulu digunakan juga sebagai istana oleh para raja dan tempat menyambut tamu. Sejarah kapan tepatnya berdirinya Rumah Adat Bolon Simalungun belum diketahui dengan pasti.
Namun menurut sejarah dari kekuasaan raja bermarga Purba Dasuha, diperkirakan Rumah Adat Bolon sudah berusia ratusan tahun. Seseorang raja yang pernah berkuasa bermarga Purba Dasuha di Desa Pematang Purba dan seorang "Pangultop" (penyumpit) di daerah Pak-Pak Dairi yang pekerjaanya sehari-hari menyumpit burung yang dapat diperkirakan pada Abad ke-XV yang merupakan raja pertama di Kerajaan Purba.
Raja terakhir yang memerintah adalah Raja Tuan Mogang. Menurut narasi yang berkembang di masyarakat, tubuhnya hingga saat ini masih belum ditemukan, ada dugaan bahwa ia terbunuh saat meletusnya revolusi sosial di Simalungun pada tahun 1947 yang banyak memakan korban para raja dan bangswan di simalungun saat itu. Namun, siapa yang melakukan pembunuhan dan apa alasan di balik tindakan tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini
1. Trowongan Pintu Masuk
Pematang adalah sebuat istilah yang diberikan kepada sebuah perkampungan yang dihuni raja, sementara perkampungan rakyat biasanya biasanya dikenal dengan istilah huta.
Menurut cerita rakyat setempat, Pematang purba tadinya terletak diatas bukit yang sangat sulit untuk di tembus oleh musuh. Lembah-lembah di sekitarnya ditanami dengan tanaman beracun, satu-satunya jalan menuju kompleks tersebut adalah sebuah terowongan yang tersembunyi.
Saat ini apabila ingin masuk ke situs rumah adat bolon pematang purba harus melalui terowongan tersebut, tidak ada lampu di terowongan ini. Sumber penerangan hanya berasal dari cahaya di dua sisi pintu. Di tengah terowongan terdapat sebuah patungyang terbuat dari semen dan menjorok ke dalam dinding.
Patung itu berjenggot dan duduk bersila, di lengannya terdapat gelang, menggunakan penutup kepala pria dalam adat Simalungun, serta mengenakan ulos yang terselempang ke sisi kiri. Patung tersebut merupakan patung penjaga pintu bermarga Purba yang memiliki sebutan Pangulu Pittu.
2. Delapan Bangunan tradisional Adat Simalungun
Situs rumah Adat Bolon Petang Purba merupakan kawasan situs yang bersifat terbuka dan berdiri diatas tanah seluah 5 ha. Didalamnya terdapat delapan bangunan tradisional simalungun yang dimana pada umumnya bangunan-bangunan tersebut berbentuk panggung dan dibangun tanpa menggunakan paku.
Terdapat delapan bangunan yang berdiri secara terpisah, yang dimana sitiap bangunannya memiliki fungsi dan penamaan yang berbeda-beda. Dalam penamaannya, bangunan ini menggunakan Bahasa Simalungun. Bangunan-bangunan tersebut ialah: Rumah Bolon yang berarti rumah besar, merupakan tempat tinggal raja beserta istri dan anak-nakanya.