Lihat ke Halaman Asli

Rembang Patut Bersyukur dengan Hadirnya Semen Asli Milik NKRI

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pembangunan pabrik semen dan pembukaan tambang kapur PT Semen Indonesia Tbk (Persero) (SMGR) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah; memicu pro dan kontra. Sebagian warga menyatakan menolak, sebagian lagi menerima dan mensyukurinya. Bahkan, izin lingkungan pendirian pabrik SMGR sempat digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang, meski kemudian pada 16 April lalu pengadilan menolak gugatan itu.

Yang menarik, selama ini protes utamanya tertuju ke Semen Indonesia. Padahal, di lapangan, Semen Indonesia bukanlah satu-satunya pemain di kawasan itu. Tambang kapur sudah menjadi bagian dari kehidupan warga Rembang sejak lama. Apalagi bagi warga di Kecamatan Gunem dan Sale-- dua desa yang terletak di pegunungan kapur.

Bila dilihat, di luar PT Semen Indonesia Tbk, di Rembang sudah ada 210 tambang yang memperoleh izin pemerintah dan telah beroperasi. Total luas areal tambang mereka mencapai 820 hektare, terdiri dari tambang batu andesit 75 hektare, batu kapur (batu gamping) 493 hektare, pasir kuarsa 160 hektare, batu tras 80 hektare, tanah urug 10 hektare, 2 hektare tanah liat. Seluruh tambang tersebut sejauh ini menyerap 1.800 tenaga kerja.

Tambang kapur di Rembang antara lain dimiliki politisi Demokrat Marzuki Alie, mantan Ketua DPR RI periode 2009-2014. Petinggi Partai Demokrat ini memiliki saham di PT Gunung Mas Mineral, yang izin operasi tambangnya hampir habis. Selain PT Gunung Mas, Semen Jawa juga akan membangun pabrik di wilayah yang sama. PT. Semen Jawa juga yang membawahi Siam Cement asal Thailand.

Menjadi tanda Tanya dengan kalangan yang menolak perusahaan Semen Indonesia di Rembang yang merupakan asli milik NKRI. Padahal, Semen Indonesia merupakan perusahaan yang dikenal sangat mementingkan kepentingan masyarakat, dari sisi lingkungan hingga kesejahteraan. Apakah di dalam permainan penolakan terhadap Semen Indonesia ini ada perusahaan asing yang membackupnya sebagaimana banyak warga Rembang yang bberpraduga demikian?

Pastinya, kalangan yang menolak pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang seringkali menggunakan cara-cara fitnah, provokatif, kebohongan. Sebagaimana kalangan yang kontra Semen Indonesia di Rembang menggunakan komunitas Samin, padahal kalangan Samin sendiri mengaku merasa terfitnah oleh pihak-pihak yang mengatasnakaman dirinya. Masyarakat Rembang di sekitar pabrik sendiri mayoritas mengaku kehadiran pabrik Semen Indonesia telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

#RembangBersatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline