Kalap, sering terjadi dalam dinamika politik. Terlebih politisi yang masih bau kencur, kurang berpengalaman dalam dunia politik praktis namun memiliki ambisi besar di politik. Keadaan tersebut sepertinya yang dirasakan Anies Baswedan?
Akademisi yang saat ini sebagai rektor Paramadina ini, tampak seperti orang bingung, setelah ikut konvensi Demokrat namun tidak ada celah politik yang pasti. Terlebih setelah keluar survei yang tak mengangkat Demokrat, terlebih nama Anies Baswedan. Padahal sebelumnya, Anies Baswedan merasa begitu percaya diri akan ambisi politiknya.
Kini, meskipun secara formal Anies masih di dunia akademisi, namun jiwa dan perilakunya sepertinya telah menanggalkan dunia akademik untuk mengejar ekspektasi yang menurutnya lebih besar di panggung politik?
Ambisi politiknya yang kian membara, tampaknya membuat perbuatan dan ucapannya sering tak konsisten khas politisi hitam yang ada di negeri ini? Seakan makin jauh dari perbuatan dan ucapan seorang akademisi, yang selalu menjaga konsistensinya.
Hal tersebut seperti apologi Anies Baswedan tentang pencapresan Jokowi. Sebelumnya, Anies pernah mengeritik kinerja blusukan ketika disinggung wartawan terkait kerja blusukan Jokowi. Menurut Anies Baswedan, kerja-kerja blusukan sekedar pencitraan yang hanya sekadar mendengarkan keluhan masyarakat dan tidak solutif. (Sumber: Headline)
Namun, belakangan setelah ada kontrak politik dengan Jokowi, rektor Paramadina Anies Baswedan membuat pernyataan apologis setelah dijadikan calon menteri oleh Jokowi? Joko Widodo atau Jokowi mengaku nama Anies Baswedan direkomendasikan jadi menteri jika menang pada pertarungan pilpres 9 Juli mendatang. (Sumber: Highlight)
Adanya deal-deal politik Jokowi dengan Anies Baswedan ini, pun seketika merubah pandangan Anies tentang sosok Jokowi. Anies yang pernah mengatakan anti blusukan, sekarang pernyataannya berubah. Ia pun sekarang membantah pernah mengeritik Jokowi dengan banyak argumentasi. Pada inti pembelaan Anies yang kini menjadi tim sukses Jokowi, menolak apabila dirinya pernah mengeritik Jokowi. (Sumber: Berita)
Yah, namanya juga apologi, sah-sah saja. Akademisi ketika bergerak ke haluan dunia politik, terkadang lebih ekstrim dari pada politisi yang sejak awal bergelut di dunia politik praktis. Anies yang menaruh harapan besar dirinya bisa mendapat keuntungan dalam panggung politik, tampaknya telah merenggut netralitas seorang akademisi. Istilah Anies menjilat ludah sendiri pun kian marak (sumber: investigasi)
Berbagai apologi disampaikan Anies Baswedan di media, agar publik merasa percaya klaim netralitas Anies. Sayang, tampaknya masyarakat Indonesia saat ini mulai terbiasa berpikir independen. Tak terpengaruh apologi politisi karbitan yang rektor Paramadina ini?
BACAAN PENTING LAIN :