Kesehatan psikologis itu penting untuk setiap orang karena hal tersebut merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesehatan secara menyeluruh (Kartika Sari Dewi, 2012). Selain itu, kesehatan psikologis yang dimiliki seseorang juga dapat membantu agar lebih tenang dan bijak dalam menghadapi seluruh permasalahan pada dirinya, karena baik fisik maupun psikologis mampu berfungsi secara normal dalam melakukan aktivitas sehari- hari. Maka dari itu, tidak hanya fisik yang harus kita jaga, melainkan kesehatan psikologis juga menjadi bagian penting yang perlu kita jaga. Hal tersebut menjadi komponen yang tidak kalah penting di setiap tahap kehidupan, mulai dari anak- anak sampai dewasa (Ayuningtyas, Misnaniarti and Rayhani, 2018).
Kesehatan psikologis anak merupakan kondisi psikologis anak yang tidak mengalami penyakit mental dan kemampuan berfikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisasi selayaknya anak pada umumnya. Untuk menjaga kesehatan psikologis seorang anak, dibutuhkan perhatian orang tua dan keluarga.
Kurangnya kesadaran orang tua atau keluarga akan penting nya menjaga kesehatan psikologis anak, atau bahkan orang tua yang tidak sadar akan kesehatan psikologis anaknya dapat menghambat kehidupan anak tersebut. Ketika keluarga atau orang tua yang kurang menjalin komunikasi ke anaknya, membuat anak akan mencari - cari hal lainnya untuk mendapatkan perhatian mereka.
Terkadang ada orang tua yang salah, contohnya pada kondisi dimana orang tua tidak mampu memberikan perhatian yang cukup, mereka memberikan contrivance atau gadget ke anak, dengan alasan agar mereka tidak kesepian. Dan mereka melakukan hal tersebut tanpa memberikan pengawasan yang penuh dalam penggunaan contrivance.
Padahal penggunaan contrivance yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk, baik ke anak maupun orang dewasa. contrivance memberikan dampak negatif ke anak, terutama bagi mereka yang masih di bawah umur, diantaranya adalah pertumbuhan otak yang terlalu cepat, hambatan perkembangan, obesitas, gangguan tidur, penyakit mental, agresif, pikun digital, adiksi radiasi, dan tidak berkelanjutan(Muhimmatul Hasanah, 2017) . Untuk menghindari dan mencegah anak dari hal- hal buruk tersebut, dibutuhkanlah peran keluarga.
Peran keluarga tidak lepas untuk menjaga kesehatan psikologis seorang anak, sebab keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak, segala kegiatan dan permulaan kehidupan dimulai oleh keluarga. Maka dari itu yang bisa menjaga dan memulai adalah dari lingkungan pertama dalam kehidupannya, yaitu keluarga. Sebagai bagian penting dari kehidupan anak, orang tua harus memahami betul akan pentingnya kesehatan psikologis anak, mulai dari tindakan dan perlakuan baik apa yang seharusnya diterima seorang anak(Ariadi, 2013).
Banyak hal yang bisa dilakukan keluarga untuk menjaga kesehatan psikologis anak, contohnya dengan menjaga kesehatan tubuh dan aktivitas fisik, interaksi dengan anggota keluarga, interaksi dengan teman, persepsi anak terkait lingkungannya. Namun hal penting dan dasar yang biasa dilupakan oleh keluarga adalah komunikasi. Contoh komunikasi yang seharusnya orang tua terapkan kepada anak adalah melalui sikap orang tua dalam mendidik dan mengasuh seorang anak, karena orang tua menjadi base nilaidasar bagi anak.
Hal ini dikutip dalam jurnal ilmiah mengenai Pola Komunikasi Keluarga Terhadap Kesehatan Mental Anak Di Tengah Pandemi Covid- 19 (Djayadin and Munastiwi, 2020) Pola komunikasi yang dibutuhkan seorang anak adalah pola komunikasi demokratis. hal ini merupakan acuan yang ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
Contohnya, baik orang tua maupun anak dapat membuat semacam aturan - aturan yang disepakati bersama, dan sebagai orang tua juga mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung, Tidak hanya itu, namun orang tua juga harus memberikan kontrol ke anak, dengan tidak mendominasi mereka. Hal tersebut, membuat anak merasa dihargai dan nyaman untuk berkomunikasi. Kenyamanan komunikasi membuat hubungan semakin terjalin erat satu sama lain.