"Akhir-akhir ini banyak masalah terjadi di sekolah kita. Ada anak yang berkelahi ada yang bolos, ada juga yang suka usil di kelas."
Demikian kata guru Bimbingan dan Konseling, (BK) ketika bertemu saya di ruangan kepala sekolah.
Menanggapi persoalan yang disampaikan, sebagai kepala sekolah saya perintahkan untuk melakukan pendampingan secara berkala.
Yang saya tekankan adalah proses pendampingan harus berjalan. Harus ada pendekatan secara humanis, perhatian, serta ikuti perkembangannya.
Perlu disadari bahwa masalah kesehatan mental siswa, kadang sulit untuk dideteksi dan banyak kali cenderung diabaikan. Ada anggapan bahwa usia peralihan dari anak menuju remaja (SD ke SMP) adalah usia rentan kenakalan. Jadi tak perlu dicemaskan.
Perlu disadari bahwa kesehatan mental adalah bagian penting dalam perkembangan peserta didik. Sama halnya dengan kesehatan fisik, mental juga butuh jamahan dan penanganan bila sedang bermasalah.
Gejala Kesehatan Mental
Gangguan mental atau penyakit mental dapat ditemukan dalam perilaku anak di sekolah setiap hari. Beberapa gejalah yang umumnya terjadi;
Berteriak atau berkelahi dengan teman-teman, kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi, ketakutan, kekhawatiran, stres dan suka menyendiri, marah berlebihan, bolos, kesulitan menyerap materi, melawan guru, membully teman, merokok, minum alkohol dan masih banyak yang bisa ditambahkan.
Sejauh pengamatan saya, apa yang disebutkan di atas itulah yang sering dialami dan ditangani oleh guru BK sekolah.