Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Deteksi Dini Gangguan Mental pada Peserta Didik

Diperbarui: 11 Oktober 2022   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta didik SMPK Don Bosco Atambua. Foto: dok.pri

"Akhir-akhir ini banyak masalah terjadi di sekolah kita. Ada anak yang berkelahi ada yang bolos, ada juga yang suka usil di kelas."

Demikian kata guru Bimbingan dan Konseling, (BK) ketika bertemu saya di ruangan kepala sekolah.

Menanggapi persoalan yang disampaikan, sebagai kepala sekolah saya perintahkan untuk melakukan pendampingan secara berkala.

Yang saya tekankan adalah proses pendampingan harus berjalan. Harus ada pendekatan secara humanis, perhatian, serta ikuti perkembangannya.

Perlu disadari bahwa masalah kesehatan mental siswa, kadang sulit untuk dideteksi dan banyak kali cenderung diabaikan. Ada anggapan bahwa usia peralihan dari anak menuju remaja (SD ke SMP) adalah usia rentan kenakalan. Jadi tak perlu dicemaskan.

Perlu disadari bahwa kesehatan mental adalah bagian penting dalam perkembangan peserta didik. Sama halnya dengan kesehatan fisik, mental juga butuh jamahan dan penanganan bila sedang bermasalah.

Gejala Kesehatan Mental

Gangguan mental atau penyakit mental dapat ditemukan dalam perilaku anak di sekolah setiap hari. Beberapa gejalah yang umumnya terjadi;

Berteriak atau berkelahi dengan teman-teman, kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi, ketakutan, kekhawatiran, stres dan suka menyendiri, marah berlebihan, bolos, kesulitan menyerap materi, melawan guru, membully teman, merokok, minum alkohol dan masih banyak yang bisa ditambahkan.

Sejauh pengamatan saya, apa yang disebutkan di atas itulah yang sering dialami dan ditangani oleh guru BK sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline