Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Giatkan Literasi, Tingkatkan Minat Baca Anak di Perbatasan RI-Timor Leste

Diperbarui: 14 September 2021   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dok. pribadi/Bersama Bunda Literasi di TBM Sahabat Joe

Sabtu, 04 September 2021 yang lalu, Ketua  Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Kabupaten Belu - Ny. Dra. Freny Indriani Yanuarika dinobatkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Belu. Acara ini ditandai dengan penyematan selempang oleh Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Belu, Romo Kris Fallo, Pr.

Momentum ini merupakan langkah maju bagi para pegiat literasi di Kabupaten Belu. Pasalnya, mereka kini tidak bergerak sendiri tetapi penobatan Bunda Literasi bagi Ny. Freny Indriani Yanuarika, yang adalah Ibu Bupati Belu, menjadi bukti adanya kolaborasi, sekaligus dukungan pemerintah untuk menggiatkan literasi di Kabupaten Belu.

Perlu diketahui bahwa FTBM Belu dan para pegiat literasi di Belu, merupakan tim relawan, yang bergiat tanpa pamrih untuk memperjuangkan literasi di daerah perbatasan Indonesia Timor Leste. Ada enam literasi dasar yang digaungkan oleh FTBM yakni literasi; baca tulis, numerasi, sains, digital, budaya, dan literasi finansial.

Fakta membuktikan bahwa minat baca masyarakat, khususnya anak-anak di era digital ini sangatlah minim. Kita bisa melihat data di perpustakaan daerah, berapa banyak anak yang berkunjung ke perpustakaan. Orang tua juga bisa bandingkan berapa jam anak-anak pegang buku, dan berapa lama anak-anak pegang handphone.

Foto: dok. pribadi/Penyematan selempang Bunda Literasi

Adanya pergeseran yang cukup signifikan, dari budaya membaca buku ke teknologi digital, misalnya, games, tiktok, facebook dan sejenisnya. 

Saya tidak mengatakan teknologi tidak penting, tetapi justru di satu sisi melemahkan minat baca anak. Kalau toh membaca, hanya sebatas mencari jawaban atas tugas yang diberikan oleh sekolah.

Mengacu pada hasil survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil survei tahun 2019 minat baca masyarakat Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara, atau berada pada 10 negara terbawah.

"Itu hasil survei PISA yang dirilis OECD, sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca," jelas Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar dalam siaran persnya  pada peringatan Hari Buku Nasional Senin 17 Mei 2021. (Portal Bandung Timur, 17 Mei 2021)

Atas dasar inilah maka FTBM Belu, hadir di perbatasan RI-Timor Leste, bermitra dengan pemerintah daerah untuk mengembalikan minat baca masyarakat khususnya generasi harapan bangsa.

Foto: dok. Pribadi./Foto anak-anak TBM Holy Angel Bersama Bupati Belu

Tercatat, ada 46 Taman Bacaan Masyarakat (TBM), yang sudah terbentuk dan menjadi bagian dari FTBM Belu. Hadirnya TBM yang tersebar di wilayah perbatasan dengan program khas dan menarik, menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak di setiap TBM untuk kembali pada buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline