Saya sudah menulis sejak di bangku kuliah. Saat itu saya bergabung dalam tim majalah Seminari Tinggi Santu Mikhael Penfui Kupang, namanya Veritas. Dari situlah saya mulai mengembangkan bakat menulis.
Seiring berjalannya waktu, saya pun dipercayakan memimpin majalah Keuskupan Atambua. Dari situlah saya mulai menemukan passionku dan mengembangkannya.
Memang, membangun personal branding, tentu tidaklah mudah. Gampang-gampang susah. Butuh trik yang jitu agar bisa berkembang dengan baik.
Tahun 2019 yang lalu, saya kembali menemukan jati diri saya, dalam dunia tulis-menulis, saat saya bergabung di kompasiana. Awalnya saya mulai dari hal yang biasa--bisa saja, misalnya menulis puisi, refleksi, sekedar menghidupkan kembali minat saya dalam dunia tulis-menulis.
Perlahan-lahan saya mulai mencintai passion ini, dan mulai aktif menulis. Rasanya semakin hari makin asyik, dan saya sungguh menikmatinya.
Buktinya, semenjak 2019 hingga saat ini saya sudah memposting 1975 artikel, 960 di antarnaya adalah tulisan pilihan.
Puncaknya saya juga menerbitkan sebuah buku motivasi dengan judul "Jalan Pulang."
Saya sadari bahwa semuanya tidak sekali jadi. Butuh proses dan ketekunan. Kita tidak akan sukses bila kita tidak memulai. Demikian pula, kita juga tidak akan mahir bila kita tidak mencoba berulang-ulang. Kata pepatah, "Ala Bisa karena Biasa."
Jadi bagi saya, menulis di kompasiana adalah bagian dari mengembangkan jati diri, sosialisasi diri ke publik secara bermartabat. Dari waktu ke waktu saya menyadari semakin berkembang. Banyak orang yang tertarik membaca tulisan saya, dan juga membagikannya.
Sesungguhnya ada 3 hal yang saya geluti dalam membangun personal branding
1. Mengenali siapa diri saya.
Lewat menulis di kompasiana, saya pun semakin mengenal diri, bahwa ternyata saya juga bisa mengaktualisasikan diri ke publik lewat menulis. Menulis bukan untuk show, tetapi lebih pada aktulisasi diri dan belajar. Dengan menulis kita mendapatkan banyak hal, termasuk menambah wawasan.