"Renungan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Gereja Katedral Atambua"
Kerinduan terdalam jiwa manusia adalah kerinduan akan Allah. Ada rasa rindu jauh di dasar hati manusia yang tak pernah terobati, menggerakan manusia mencari dan terus mencari, sebenarnya adalah gambaran akan kerinduan terdalam jiwa manusia akan Allah.
Kerinduan jiwa manusia akan allah digambarkan dengan jelas dalam Kitab Mazmur, "Seperti rusa merindukan suangai yang berair, demikian pula jiwaku rindu akan Allah, bilakah aku boleh datang dan memandang wajah Allah?" (Mzr.42:2)
Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Harus sadari bahwa; Ekaristi adalah jawaban atas kerinduan menusia untuk bersatu dengan Allah.
Ekaristi adalah pemuas dahaga jiwa manusia akan Allah. Ekaristi adalah jawaban atas kerinduan manusia akan Allah. Di dalam ekaristi manusia makan tubuh Kristus dan minum darah Kristus dan menjadi satu dengan Kristus.
Paus Yohanes Paulus II mengatakan, "Ekaristi merupakan jawaban terhadap kerinduan terdalam jiwa manusia akan Allah: Sesungguhnya ekaristi menghadirkan Yesus sebagai jawaban atas kerinduan akan kehidupan nyata."
Injil hari ini mengatakan; ketika Yesus dan murid-muridnya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu, lalu memberikannya kepada murid-muridnya seraya berkata; "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Dan lagi Yesus berkata kepada mereka; Inilah darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagi banyak orang."
Tindakan ekaristis dari Yesus hari ini mengandung bebrapa hal pokok:
a. Merupakan tindakan cinta dari Yesus. Karena cinta Ia merelakan nyawanya. Karena cinta Ia merelakan hidupnya. "Tidak ada kasih yang lebih besar, daripada kasih seseorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya".
b. Merupakan pernyataan persatuan. Kita bersatu dengan Allah melalui Kristus dan persatuan dengan sesama yang tercermin dalam kebersamaan para murid, di sekeliling meja perjamuan. Yesus mengatakan "Barang siapa makan tubuh-Ku dan munum darah-Ku. Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia"
c. Merupakan satu tindakan yang mendorong kita untuk mengasihi sesama. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.