Hari ini, saya dan teman--teman berkesempatan berkunjung ke wisata air terjun Mauhalek. Begitu indah dan mencuri perhatian para pengunjung yang datang bertandang.
Wisata air terjun ini terletak di Dusun Fatumuti, Desa Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, ini diberi nama Siata Mauhalek. Alasannya karena berada persis pada pertemuan dua sumber air yakni Siata dan Mauhalek.
Bukan persoalan yang rumit untuk mencapainya dan tak memerlukan banyak biaya untuk menikmati keindahannya.
Kita hanya membutuhkan kurang lebih 1 jam, dengan jarak tempuh sekitar 30-an kilometer arah Timur Kota Atambua.
Bila dihitung perjalanan dari Kupang, Ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Timur sekitar 235 Km, atau bisa ditempuh dengan lima hingga enam jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Untuk sampai di lokasi air terjun, anda cukup membayar Rp 25.000, jika menggunakan kendaraan roda empat. Kalau menggunakan jasa ojek, tarifnya kurang lebih Rp 50.000 dari kota Atambua.
Sebelum masuk, pengunjung akan dikenai tarif Rp 5.000 untuk sepeda motor dan kendaraan roda empat Rp 15.000 dan roda enam Rp 25.000
Dari area parkiran, kita akan melewati anak tangga untuk tiba pada lokasi air terjun. Di sekelilingnya terdapat banyak pohon besar, juga terdapat pohon pinang, menambah kesejukkan panorama air terjun Mauhalek.
Hamparan tanah disekitar lokasi air terjun, juga ditanami aneka sayuran dan buah, sehingga pengunjung yang datang, bisa membelinya untuk dibawa pulang ke rumah.
Sudah dua kali saya berkunjung ke wisata air terjun Mauhalek dan sungguh indah dan menentramkan. Buih air yang pecah di bebatuan, dan bunyi gemercik air yang mengalir menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap mata yang memandang.
Air terjun Mauhalek bisa menjadi salah satu pilihan bagi anda dan keluarga untuk berwisata. Bagi saya, air terjun Mauhalek adalah surga kecil di tapal batas RI-Timor Leste, yang menjanjikan keindahan alami.
Atambua, 01.06.2021