Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Silaturahmi Idul Fitri 1442 H, Momentum Merajut Toleransi Umat Beragama

Diperbarui: 13 Mei 2021   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto.dok.pribadi (Kiri ke kanan) Rm. Stefanus Boisala, Pr/ Ketua FKUB Belu, AKBP Khairul Saleh, M.Si dan Rm. Kristianus Fallo, Pr, /Pastor Pembantu Paroki Katedral Atambua, saat silaturahim di rumah jabatan Kapolres Belu.

Hari ini saya bersama Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama, (FKUB) Belu, Rm. Stefanus Boisala, Pr, berkesempatan bersilaturahmi di kediaman Kapolres Belu, AKBP Khairul Saleh, S.H.,S.I.K.,M.Si  dan Ketua Majelis Ulama Indonesia-(MUI) Kabupaten Belu Kaliman Lamarobak.

Setelah saya merayakan misa kenaikan, kami menggunakan momen yang ada untuk memberi selamat kepada sama saudara yang juga merayakan Idul Fitri. Inilah saat dimana kami merajut toleransi.

Ketika tiba di kediaman Kapolres Belu, kami disambut dengan penuh keakraban. Kami bertiga duduk ngobrol bersama mengelilingi meja bundar, sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan.

Ada banyak hal yang kami bicarakan di antaranya, seputar pengamanan pilkada yang baru selesai, dan juga pengamanan perayaan Paskah, penerapan protokol kesehatan.

Kapolres Belu, Khairul Saleh juga memberi kesempatan bagi kami untuk memberikan sedikit evaluasi mengenai kepemimpinannya yang sudah berjalan di Kabupaten Belu.

Selama sembilan bulan kepemimpinannya pada umumnya berjalan dengan baik. Sedikit gesekan dirasakan pada saat pilkada, tetapi bagi saya itu adalah bagian dari dinamika politik.

Setelah menikmati nasi buras, opor ayam, rendang juga aneka buah yang merupakan makanan lebaran, kami pun melanjutkan silaturahmi di ketua MUI Belu, Kaliman Lamarobak.

Di kediaman Kaliman, kami juga ngobrol santai seputar keagamaan dan perkembangan situasi terkini di Kabupaten Belu. Menarik memang dan penuh keakraban.

Selang 30 menit kemudian, Bapak Wakil Bupati Belu, Drs. Aloysius, Haleserens, MM pun datang. Kamipun bincang--bincang santai.
Satu hal menarik yang dikemukakan oleh Wakil Pupati Belu adalah soal komunikasi. Bahwa kunci untuk merajut toleransi adalah silaturahmi dan komunikasi.

Saya mengamini apa yang dikatakan oleh Alo Haleserens, perlu adanya komunikasi antar kelompok keagamaan untuk merajut toleransi. Kita perlu silaturahmi, dialog dan komunikasi, itulah kunci merajut toleransi.

Atambua, 13.05.2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline