Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Mencibir Komentator Bola, Mungkin Bagian dari Ungkapan Rasa Simpati

Diperbarui: 15 April 2021   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar.intagram.com/@radotvalent/Valentino Simanjuntak sang komentator bola

Dalam dunia pertandingan sepak bola, yang menjadi focus utama adalah kesebelasan tim dan bukan yang lain. Kalah menang tergantung pada performa tim dan bukan yang lain, seperti suporter ataupun komentator bola.

Tanpa komentator ataupun penonton pun pertandingan bisa berjalan dan sah. Masih ingat kah beberapa club sepak bola harus bermain tanpa kehadiran penonton karena ulah suporter? Wong, pertandingan tetap berjalan dan sah--sah saja.

Jadi bagi saya, terlalu berlebihan warganet mencibir gaya Valentino Simanjuntak, sang komentator sepak bola, yang katanya gaya komentarnya terlalu lebay dan hiperbola.


Biasa--biasa dan sah-sah saja. Justru komentar yang khas, bisa menambah semaraknya sebuah pertandingan. Orang mau berkomentar atau tidak pun, tetap hasil akhir ada yang kalah dan ada yang menang.

Justru yang terlalu lebay adalah warganet, mencibir hal yang sebenarnya aksidental. Tidak perlulah saling mencibir, selama sang komentator bola tidak menyinggung pribadi atau grup tertentu.

Waktu saya masih di bangku kuliah, hal yang paling sulit adalah menerima kekalahan tim. Ketika tim kesayangan kalah, psti semua disalahkan dan tidak ada baiknya. Saya bisa salahkan wasit, salahkan tim, salahkan suporter, pokoknya tidak ada yang baik di mata saya.

Bisa jadi cibiran warganet sebagai bentuk ketidak puasan dengan hasil yang diperoleh. Komentator bola yang sifatnya tambhan pun jadi sasaran. Jadi cibiran yang dialamatkan kepada pria yang sering di sapa bung Valent, bisa jadi merupakan akumulasi dari rasa kecewa dan ketidak puasan terhadap hasil yang diperoleh.

Pertandingan bola juga merupakan satu hiburan, dan bukan sekedar olahraga. Biasanya hiburan itu, membuat kita kembali bergairah, bukan sebaliknya setelah menonton hiburan kita justru tertekan. Waraskah kita?

Atau supaya dinilai positif, maka cibiran yang dialamatkan kepada komentator bola, sebenarnya merupakan bentuk lain dari rasa terpanahnya suporter. Jadi cibiran warganet merupakan bentuk lain dari rasa simpati mereka padanya. Hehehehe....

Atambua.15.04.2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline