Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

"La Nina" dan Banjir di NTT

Diperbarui: 6 April 2021   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar.halamansembilan.com/Kondisi di lokasi banjir, jembatan Benenai Malaka NTT

Curah hujan di Atambua hari ini berangsur reda bila dibandingkan dengan hari kemarin. Bahkan hari ini, mulai tampak cahaya matahari, meski situasi ini belum stabil. 

Kondisi ini merupakan satu hal yang positif bagi warga NTT. Kita berharap di daerah lain di wilayah NTT juga mengalami hal yang sama.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam tulisan saya, "Waspada! NTT Dikepung Banjir", bahwa banjir NTT terjadi karena adanya suatu fase yang dinamakan 'La Nina.' (bahasa Spanyol artinya anak perempuan atau anak putri).

'La Nina' merupan lawan dari El Nino. Fase 'El Nino', adalah fase dengan curah hujan rendah dan panas, sedangkan 'La Nina' fase dengan curah hujan tinggi.

Cuaca yang panas tahun lalu, menyebabkan air laut menguap. Tiupan angin, membawa uap air hingga ke Asia Pasifik. Karena di wilayah Indonesia dengan intensitas angin rendah maka, menyebabkan terjadinya curah hujan yang cukup tinggi.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, (BMKG) 'La Nina' dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia hingga 40% dari biasanya. Kondisi inilah menyebabkan longsor dan banjir bandang di NTT.

Kita telah mengetahui dari media, banyak yang menjadi korban. 

"Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengupdate korban jiwa dan hilang akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Data yang diterima hingga Senin (5/4/2021) malam, sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang."(tribunnews.com).

Gambar.dok.pri./Foto cuaca hari ini cukup cerah di Atambua Belu NTT

Diperkirakan korban jiwa akan bertambah, mengingat banyak orang yang dinyatakan hilang. Selain itu, korban materi pun tak terhitung nilainya. Banyak jembatan ambruk. Akses jalan putus akibat longsor, banyak warga kehilangan tempat tinggal. Jaringan telkomsel dan aliran listrik macet. Semuanya ini tentu menambah kemelut yang terjadi di hampir semua daerah di NTT.

Sebagai warga NTT, saya sangat mengharapkan agar pemerintah mengambil tindakan cepat, tepat dan terukur. Masyarakat saat ini menunggu bantuan. Mereka kesulitan makanan, air bersih, dan pakaian supaya bertahan hidup.

Kita saling membantu dan mendoakan agar badai ini cepat berlalu dan kita bisa mengatasi bencana banjir ini dengan baik. Percayalah, ada badai dalam hidup tetapi badai itu pasti berlalu.

Atambua, 06.04.2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline