Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Waspada! NTT Dikepung Banjir

Diperbarui: 6 April 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021). (FOTO ANTARA/HO-Alfons Rianghepat)

Hampir seminggu hujan tak pernah berhenti. Kondisi ini meluas di seluruh wilayah NTT, dan beritanya pun viral dimana-mana. 

Memang, curah hujan tinggi mengakibatkan banjir dan longsor di semua daerah. Sebut saja di Flores Timur, Lembata, Rote, Sabu, Soe, Kefamenanu, Malaka. Hampir semua daerah di NTT dilanda banjir.

Menurut informasi yang beredar sudah puluhan orang menjadi korban bencana banjir. Selain itu, kerugian material tak terhitung nilainya.  Para petani juga menderita kerugian yang tak sedikit. Banyak jalan dan jembatan rusak diterjang banjir dan longsor.

"Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyatakan bencana alam banjir bandang yang terjadi di tiga kecamatan di Flores Timur, pada Minggu (4/4) dini hari hingga laporan Minggu malam menyebabkan sebanyak 41 orang korban menginggal dunia. Sementara korban banjir bandang di Flores Timur yang masih hilang atau belum ditemukan sebanyak 27 orang"

Gambar dok.warga (istimewa)/Jembatan Benenai Malaka ambruk diterjang banjir

Mengapa curah hujan tahun ini cukup tinggi?

Kita kenal yang namanya 'La Nina.' Ini merupakan fase dingin dari El Nio--Osilasi Selatan. Nama La Nia sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan atau putri.

Jadi, La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. Jika dampak El Nino adalah panas berkepanjangan, maka La Nina adalah kebalikannya yaitu curah hujan akan lebih banyak dari biasanya.

Proses terjadinya La Nina yaitu saat air laut yang panas dari daerah Peru bergerak menuju ke arah barat sehingga akan sampai ke wilayah Samudra Pasifik.

Gambar.dok.pri./warga membantu mengevakuasi korban banjir

Semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudera Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Sehingga wilayah Indonesia menjadi daerah bertekanan rendah. Angin tersebut banyak membawa uap air yang mengakibatkan wilayah Indonesia akan sering terjadi hujan lebat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline