Hampir seminggu hujan tak pernah berhenti. Kondisi ini meluas di seluruh wilayah NTT, dan beritanya pun viral dimana-mana.
Memang, curah hujan tinggi mengakibatkan banjir dan longsor di semua daerah. Sebut saja di Flores Timur, Lembata, Rote, Sabu, Soe, Kefamenanu, Malaka. Hampir semua daerah di NTT dilanda banjir.
Menurut informasi yang beredar sudah puluhan orang menjadi korban bencana banjir. Selain itu, kerugian material tak terhitung nilainya. Para petani juga menderita kerugian yang tak sedikit. Banyak jalan dan jembatan rusak diterjang banjir dan longsor.
"Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyatakan bencana alam banjir bandang yang terjadi di tiga kecamatan di Flores Timur, pada Minggu (4/4) dini hari hingga laporan Minggu malam menyebabkan sebanyak 41 orang korban menginggal dunia. Sementara korban banjir bandang di Flores Timur yang masih hilang atau belum ditemukan sebanyak 27 orang"
Mengapa curah hujan tahun ini cukup tinggi?
Kita kenal yang namanya 'La Nina.' Ini merupakan fase dingin dari El Nio--Osilasi Selatan. Nama La Nia sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan atau putri.
Jadi, La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. Jika dampak El Nino adalah panas berkepanjangan, maka La Nina adalah kebalikannya yaitu curah hujan akan lebih banyak dari biasanya.
Proses terjadinya La Nina yaitu saat air laut yang panas dari daerah Peru bergerak menuju ke arah barat sehingga akan sampai ke wilayah Samudra Pasifik.
Semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudera Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Sehingga wilayah Indonesia menjadi daerah bertekanan rendah. Angin tersebut banyak membawa uap air yang mengakibatkan wilayah Indonesia akan sering terjadi hujan lebat.