Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Paskah 2021, Pandemi Covid-19, dan Teror Bom

Diperbarui: 29 Maret 2021   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto.dok.pribadi/Misa Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua dengan menerapkan protokol kesehatan

Umat Katholik di seluruh dunia sudah dan sedang merayakan paskah 2021. Disadari bahwa Hari Raya Paskah, adalah inti dari iman kristiani dimana umat kristiani merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.

Paskah adalah inti ajaran iman katholik, karena disitulah umat mengamini dan mengimani kebangkitan Tuhan. Kata Paulus, "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu", (1 Korintus 15:17)

Perayaan paskah diawali Minggu Palma, (sudah dirayakan pada Minggu, 28.03.2021), memperingati Yesus memasuki kota Yerusalem sebagai raja yang siap untuk disalibkan. Setelah Minggu daun-daun, umat Katholik akan memasuki tri hari suci, yakni Kamis putih, Jumat Agung, Sabtu Alleluya

Pada Kamis putih, (01-04-2021), umat kristiani akan merenungkan Yesus makan paskah bersama murid-muridNya. Saat itulah Yesus memberikan tubuhNya sendiri sebagai santapan, dan darahNya sebagai minuman. Pada saat yang sama, Yesus juga membasuh kaki para rasul, sebagai tindakan kasih dan pelayanan.

Pada Jumat Agung, (02-04-2021), umat katholik merenungkan sengsara dan wafat Tuhan. Yesus wafat di salib untuk menebus dosa manusia. Sedangkan pada hari Sabtu Suci, (03-04-2021), umat kristen merenungkan kebangkitan Tuhan. Tuhan bangkit pada hari ketiga, mengalahkan maut.

Gambar dok.pri./Koor misa perayaan Minggu Palma di Gereja Katedral Atambua

Perayaan paskah tahun ini masih dirayakan dalam situasi pandemi covid-19. Untuk tahun ini, sedikit beda karena misa dihadiri umat dalam jumlah yang terbatas, ketimbang tahun kemarin, kita merayakan paskah tanpa kehadiran umat, (misa online).

Umat katholik merayakan paskah dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Konkretisasi dari penerapan protokol kesehatan adalah.

1. Membatasi umat yang hadir dengan membaginya perwilayah atau lingkungan.

2. Memperbanyak jumlah misa sehingga umat yang mengikuti ekaristi, mengikuti jadwal misa dan pembagian wilayahnya.

3. Membuat pembagian tempat duduk sehingga ada jarak dan tidak berhimpitan.

4. Menerapkan pola 3M, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline