(Renungan Minggu Prapaskah I, 21 Februari 2021)
Menjalani hidup kita tidak lepas dari tantangan dan cobaan. Cobaan dan tantangan merupakan bagian dari kehidupan kita di dunia. Satu paket dalam hidup. Ibarat siang dan malam, menjadi satu bagian, cuman yang membedakan adalah soal ketiadaan cahaya. Kita hanya butuhkan adalah rahmat Tuhan agar kita kuat dan sanggup melewati ujian-ujian di setiap langkah hidup kita.
Minggu prapaskah pertama ini, kita diajak untuk mendalami dan melihat bersama situasi padang gurun, (Mark. 1:12-15, injil Minggu Prapaskah I) tempat Yesus dicobai iblis. Injil mengatakan "Roh memimpin Yesus ke padang gurun. Di padang gurun Ia tinggal 40 hari lamanya dan dicobai oleh iblis".
Kita bertanya apa itu padang gurun?
Dalam Perjanjian lama, Padang gurun itu adalah tempat pembinasaan dan pengasingan. Situasi padang gurun yang tandus, kering dan serba sulit, akan mendatangkan kematian bila orang tidak berjuang untuk bertahan.
Mari kita melihat padang gurun dalam konteks hidup kita sekarang:
1. Masa pandemi yang tak kunjung berakhir sudah pasti membawa kita pada situasi sulit, situasi padang gurun. Ada yang sakit, ada yang meniggal, usaha macet, pekerjaan macet, lalu kita merasa hidup ini kering dan gersang. Mungkin inilah padang gutun dalam konteks kita saat ini.
2. Kita pernah gagal dalam hidup, gagal mempertahankan hubungan, pekerjaan tidak mencapai target, kita merasa gersang, hidup terasa tak menyenangkan, mungkin inilah situasi padang gurun.
3. Kita pernah merasa doa-doa kita tidak terkabul, Tuhan tidak berada di pihak kita, padahal kita sudah berdoa siang malam, sudah lama kita meninggalkan iman, kita terlena dengan kehidupan dunia, mungkin inilah situasi padang gurun.
Masa prapaskah adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat, Kesempatan bagi kita untuk berpuasa dan berpantang, kesempatan bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Bila kita mengalami situasi padang gurun dalam hidup kita maka; masa prapaskah merupakan kesempatan bagi kita untuk belajar bertahan. Kesempatan bagi kita untuk memurnikan diri, melakukan pilihan-pilihan secara tepat demi keselamatan kita.
Padang gurun memang membuat hidup kita gersang, seolah-olah kehidupan telah mati, tetapi padang gurun juga akan melahirkan orang-orang kuat, tegar, dan tidak mudah goyah, tidak cepat putus asa, bila orang berjuang dan terus bertahan menghadapinya. "Ibarat emas harus diuji dalam tanur api, demikian pula manusia harus diuji dalam kesulitan dan tantangan."