Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Berkaca

Diperbarui: 18 Desember 2020   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dari kumparan.com

"Aku berkaca, ini muka penuh luka." Merupakan lirik puisi karya Chairil Anwar yang cukup terkenal. Kita perlu bercermin berani diri dan berani mengatakan dengan jujur siapa diri kita. Berkaca diri dan jujur mengakaui ketidak sempurnaan diri dalam pantulan kaca.

Untuk saat ini, bila orang berkaca hanya untuk menegaskan siapa dirinya. Bahwa dia orang baik, sempurna, ngetop, suci, tanpa cacat dan tanpa celah. Tidak pernah orang berkaca dan menemukan muka penuh luka, apa lagi berkaca hanya untuk menegaskan diri dihadapan orang lain. Yang pasti ia akan melihat dan menemukan diri sebagai yang paling benar.

Toh, bila berkaca dan menemukan luka, ia akan berusaha menutupinya dengan mencari kompensasi, berkoar-koar, kepret sana kepret sini, penjelasan ini dan itu, biar dikatakan oke, ngetop, top one and zoon. Beres. Mantap. Berkaca dan menemukan diri sebagai yang terbaik, benar dan langsing.

Perlulah kita jujur dan menyadari siapa diri kita dan arti kehadiran kita. Apalah arti hidup ini, bila hidup hanya untuk menegaskan diri dan memfonis habis orang lain?

Kita hidup di dunia dengan ini dengan waktu yang begitu singkat dan terbatas, selain baik, haruslah kita jujur dengan diri sendiri. Di depan kaca yang kecil, kita tetap gendut.

Sebaik-baiknya hidup, haruslah berarti bagi orang lain. Jadikanlah orang lain sebagai rekan seperjalanan. Jangan membenani dengan kebodohan. Hanya dengan itu, kamu benar-benar memaknai hidupmu. Yang terpenting adalah sadar diri, tahu diri. 

Berkacalah dan jujurlah mengakui, ini muka penuh luka. Bersihkanlah dirimu sebelum berkaca biar nengetop dan bukan kelihatan ole. Berkacalah dan jujurlah dengan diri sendiri, seperti kata Chairil Anwar, "Aku berkaca ini muka penuh luka."

Atambua,18.12.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline