Jangan lagi menabur amarah disaat angin datang membangunkan debu. Sudah cukup kita menikmati kemarau yang membuat hati kita panas. Meski kita tak lagi sejalan, biarlah kita tetap sabar, agar saat hujan datang membawa kesejukan kita masih menikmatinya di tempat yang berbeda.
Untuk saat ini, kita lebih suka kembali ke masa lalu yang penuh tawa, ketimbang berjalan sekarang menyusuri lorong tanpa akhir sendirian. Ikuti saja kata hatimu dan teruslah berjalan. Jangan pernah percaya bahwa sesungging senyuman ada di bibir disaat lelah menimpamu menjadi harapan untuk kembali.
Biarlah angin senja datang membawaku pergi, dan gerimis datang membasahi rinduku, ketika harapan menunggu kembali kian menipis. Teruskanlah langkahmu, biarlah saat malam datang menawarkan rindu, kau tak lagi di sini. Biarlah malam datang membawa rembulan agar kepergianmu tidak menjadi sebuah ratapan.
Atambua, 08.11.2020
#Saat raga menghadirkan mimpi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H