Lihat ke Halaman Asli

Kris Fallo

Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Hujan

Diperbarui: 1 November 2020   04:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

"Genggam tanganku jangan bimbang. Tak usahlah lagi dikenang. Naif diri yang pernah datang
Jadikan pelajaran sayang", (Dengar Bisikku The Rain).

Hari ini hujan datang menyapa bumi, menyapu debu jalanan. Setelah sekian lama pergi tanpa pesan kapan pastinya kembali, toh pada akhirnya dia datang juga. Sudah lama memang bumi menanti hujan. Banyak orang mengeluh panas. Pohon-pohon pada gersang, tandus dan nyaris tanpa tanda kehidupan.

Semua orang berteriak panas. Semua berharap hujan cepat datang. Rindu akan turunnya hujan menjadi kerinduan bersama. Dan akhirnya hujan datang. Di jalanan becek. Bumi yang tadinya gersang dan tandus mulai lelihatan lembab. Dan tanah mulai basah.

Banyak orang bersorak gembira menyambut kedatangannya. Apa lagi kami di daerah perbatasan Timor Leste. Selama ini hampir semua berteriak kekurangan air. Semua sumber air yang tadinya kering karena ganasnya musim kemarau, mulai berair.

Hujan ini adalah hujan berkat. Berkat bagi bumi yang hampir mati kekeringan. Betapa sayangnya pencipta bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia. Semua makhluk diberi air gratis. Bahasa kitab suci, "Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar", (Matius 5:45).

Hujan yang membasahi bumi, menjadi bukti cinta Tuhan yang sungguh luar biasa bagi makhluk ciptaaNya, termasuk manusia. Tuhan mencintai bumi dan isinya menembus sekat-sekat perbedaan. Semua sama di mata Tuhan. Buktinya Ia menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi kita semua, baik orang benar maupun orang jahat.

Lantas, apa yang mesti kita buat?

Kita dipanggil untuk:

1. Mensyukuri anugerah Tuhan dengan cara, setia pada iman dan mengamalkan sabdaNya. Menjalani hidup seturut kehendakNya.

2. Menjaga dan melestarikan  bumi. Bertanggung jawab dan mengisi hidup dengan menjaga dan melestarikannya.

3. Setia pada Tuhan. Mari kita merawat bumi. Mari kita menjaga dan melestarikan ciptaan Tuhan. Mari kita hidup seturut kehendakNya. Jadikan pengalaman sebagai guru kehidupan. Semoga**

Atambua, 30.10.20




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline