Rinduku bagai berhala sapa
Selepas gurat senyummu sejenak tiba
Walau waktu kian merangkak senja
Tak terkejar olehku dirimu, wahai Nyonya
Ingatkah kau pagi menjelang?
Ketika angin dan burung berkejaran senang
Menatap kerling mata terkenang
Pada setitik rona jiwa menggenang
Padamu jelita kutitipkan malam
Dari hidupku terkadang kelam
Biarkan bara hangatmu tak pernah padam
Walau genggaman perih menerkam merajam
Palinglah sekejap saja
Biarkan sukmamu merasuk jiwa
Padaku yang terus menghamba
Tenggelam sia-sia dalam mozaik rasa
__________
(JP.19.02.2014.Untuk cahaya indah langit utara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H