Lihat ke Halaman Asli

Mozaik Rasa

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rinduku bagai berhala sapa
Selepas gurat senyummu sejenak tiba
Walau waktu kian merangkak senja
Tak terkejar olehku dirimu, wahai Nyonya

Ingatkah kau pagi menjelang?
Ketika angin dan burung berkejaran senang
Menatap kerling mata terkenang
Pada setitik rona jiwa menggenang

Padamu jelita kutitipkan malam
Dari hidupku terkadang kelam
Biarkan bara hangatmu tak pernah padam
Walau genggaman perih menerkam merajam

Palinglah sekejap saja
Biarkan sukmamu merasuk jiwa
Padaku yang terus menghamba
Tenggelam sia-sia dalam mozaik rasa

__________

(JP.19.02.2014.Untuk cahaya indah langit utara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline