Lihat ke Halaman Asli

*Betapa Sakitnya Lihat Langit*

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BY : ZACK TRAVIZ

Aku adalah manusia yang tak lepas dari nafsu dunia dan keinginan yang sesaat, tidak munafik jika aku adalah cowok yang selalu ingin hal yang istimewa.mungkin sebagian sudah aku handle dengan baik,hingga tak semua keinginan aku harus terpenuhi...

Nafsu...ha.ha.ha.kata yang bukan tabu lagi yang sudah ada pada setiap insan.dengan nafsu aku sering terjebak dalam hinanya “diri”. Hingga sering masuk dalam cerita novel “ PRIA TERAKHIR”.

Entah apakah ini sudah ada sejak aku lahir? Atau aku Cuma ingin sensasi di balik hidup ku yang penuh liku dan di warnai kejenuhan.

Memang aku sadar denga sepenuh hati bahwa yang aku lakukan adalah “ HARAM “ menurut agama.tapi jika melihat langit yang indah aku juga tergoda dengan isis di dalamnya.meski semua hanya angan yang semu,yang membawa ku dalam kesesatan yang terdalam ,terjebak dalam hitam mendung yang sering muncul.

Apakah aku bisa melawati atau sedikit-demi sedikit melewati tanpa memandang lagi langit yang indah di malam hari? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Sakit memang jika setelah tahu isi langit yang tampak indah...

Rapuh memang jika kita yang sudah ada di dunia hitam ini tak punya PEGANGAN .setelah tahu bahwa dunia “ini” tak seindah yang kita angan-angan kita .aku harus tetap tegar dalam hadapi jalan yang terjal dan berdebu yang akan membuat aku hilang kendali.

Andaikan aku adalah DEWA ,mungkin aku aka merubah diriku jadi yang lebih baik.

He.he.he tapi tidak mungkin aku bukan DEWA ..aku manusia biasa yang sering terjebak dalam nafsu dan amarah..

KHILAF..kata-kata yang naif yang semua orang sering memakai nya karena kesalahan yang sudah tahu tapi tetap di lakukannya.aku lebih suka memakai kata KOTORuntuk diriku sendiri karena terlalu sering melakukan kesalahan yag sudah tahu itu salah tapi tetap aku lakukan.

Kadang sering aku berfikir..bagaimana dengan orang tuaku yang jika tahu aku manusia kotor dan keji?? Pasti mereka bagai di hantam halilintar yang tahu anaknya ini melakukan hal KOTOR bahkan lebih ke HINA.

Ya allah.. ampuni arang tuaku yang tak tahu apa-apa tentang perbuatan ku.bukan salah mereka yang tidak bisa mendidik tapi aku yang terlalu .maaf ibu..bapak..anakmu kotor sekali..

Entah sampai kaoan aku akan lihat indahnya langit? Meski aku tahu ini adalah hal yang semu.kadang Cuma harapan saja aku bisa jadi orang yang baik...ha.ha.ha.mimpiku konyol untukjadi orang yang baik. Harapan dan impian yang mustahil untuk saat ini.

Tapi bika mustahil juga karena tuhan maha pengampun..

Terima kasih teman-teman kalian masih setia jadi sahabat-sahabat ku meski aku adalah orang kotor.terima kasih sayang..kau masih setia dengan keadaan ku seperti ini..

----END---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline