Lihat ke Halaman Asli

Iklan Permen Clap-Clup. Pantaskah Dikonsumsi Anak-anak?

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Layar televisi menampilkan artis cantik Arumi Bachsin dalam balutan busana seksi warna merah menyala dan mengenakan semacam topi polisi berwarna sama. Sambil meliuk-liukkan tubuhnya dengan begitu gemulai, bibir dan lidahnya asyik mempermainkan sebatang permen lolipop yang digenggam dengan tangan kanannya. Sungguh sebagai laki-laki dewasa saya merasa gerakan artis cantik ini begitu erotis, ditambah tangan kirinya yang menggenggam microphone bergerak naik turun mengelus-elus microphone tersebut seirama dengan music yang mengalun ceria.

Adegan tersebut merupakan gambaran dari iklan sebuah produk permen yang saya perkirakan ditujukan untuk pangsa pasar anak-anak, karena saya sering mendapatinya muncul pada sela-sela film kartun yang pastinya untuk dikonsumsi anak-anak. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, " Apakah adegan dalam iklan tersebut pantas ditayangkan, apalagi pada jam tayang acara anak-anak?".

Pertanyaan yang saya ajukan ternyata telah menjadi pembicaraan di beberapa forum website. Cobalah mengetikkan kata kunci "Iklan permen clap clup" pada situs pencari, maka akan anda dapati beberapa komentar yang berhubungan dengan iklan tersebut. Sayangnya, saya belum bisa menyertakan video atau gambar dari iklan tersebut saat tulisan ini diterbitkan karena saya belum bisa mendapatkannya dari internet.

Sebagai konsumen televisi maupun produk tersebut, kita berhak mempertanyakan alasan mereka menayangkan iklan yang menurut saya berbau pornografi itu pada jam tayang acara anak-anak. Dan untuk komisi penyiaran indonesia, saya kecewa dengan lolosnya iklan ini untuk ditayangkan pada jam acara anak-anak. Untuk anda para orang tua juga sebaiknya tetap senantiasa mendampingi putra-putrinya dalam menonton acara anak-anak, karena andalah filter yang paling baik untuk segala informasi yang diterima anak anda. Atau memang saya yang pikirannya terlalu ngeres sehingga salah penafsiran terhadap iklan tersebut? Jika anda sudah pernah melihat iklannya, silahkan memberikan penilaian sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline