Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Barbar

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Labelnya saja mahasiswa, tapi etikanya tidak lebih baik dari kelompok manusia primitif yang biasa perang antar suku. Otak lu ditaruh di mana, tong? Mahasiswa itu cara kerjanya pakai otak dul, bukan pakai otot. Coba aja lu pikir, kalau sekelompok orang menyampaikan unek-unek melalui demonstrasi sambil merusak fasilitas umum, mengganggu para pengguna jalan, baku hantam sama polisi, kira-kira aspirasi orang tersebut akan ditanggapi oleh orang/lembaga yang didemo, nggak? Ini era sudah abad 21 coy, masak kelakuannya masih mirip nenek moyang Charles Darwin! Tunjukkan pada orang banyak bahwa mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelek beradab, bukan segerombolan keledai dungu!

Jangan sok peduli dengan urusan perut rakyat. Rakyat Indonesia sudah biasa menghadapi pengkhianatan dan penderitaan. Tanpa kau ajari, mereka amat sangat tahu bagaimana caranya bertahan hidup dalam sebuah negara yang korup. Pedulilah kepada lembaga pendidikan tempat dimana kalian menuntut ilmu. Coba kritisi sekolahmu, siapa tahu kampusmu juga merupakan bagian dari 18 kampus yang jadi bakul ijazah. Kalau terbukti benar, itu berarti pelecehan buat kalian. Mereka telah mengkhianati kalian sebagai generasi penerus bangsa. Mereka tak sedikitpun menghargai kerja keras kalian yang telah jungkir-balik belajar siang malam demi mendapatkan selembar ijazah.

Adalah hak siapapun untuk mengkritisi kinerja pemerintah kalau memang mereka menjalankan kebijakan negara ini dengan seenak udel. Kalau anda kapabel dan tahu betul duduk persoalan bangsa ini silahkan sampaikan dengan cara yang sopan, bukan dengan cara barbar yang tidak mencerminkan prilaku manusia bermoral. Negeri ini butuh generasi yang pintar, jujur, dan santun, bukan generasi yang brutal, arogan dan munafik yang berpotensi menjadi manusia korup. Satu hal yang pasti bahwa di dunia ini tidak ada satu pun pemimpin bangsa yang tanpa cacat. Dan itu bukan satu alasan bagi siapapun untuk saling menyalahkan, terlebih menganggap diri sendiri sebagai orang yang paling benar, paling hebat, dan paling pintar.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline