7 tangan dari 9 anak laki-laki kelas 5 di sebuah SD Swasta di lereng Merbabu sana terangkat saat saya bertanya siapa yang sudah merokok. Yang 2 lainnya mengelak dengan alasan tidak tiap hari.
Berarti yang 7 anak ini merokok secara aktif setiap hari. Pelan-pelan saya bertanya berapa rata-rata yang mereka hisap dalam sehari. Rata-rata mengaku merokok 1-2 batang sehari secara rutin. Tetapi 3 orang diantaranya mengaku lebih dari 2-3 batang sehari, tergantung uang jajan.
Lemas. Itu yang saya rasakan mendengar pengakuan mereka.
Informasi ini saya dapatkan secara langsung saat saya sedang ikut pengabdian yang diadakan oleh teman-teman sesama awardee penerima beasiswa.
Keterlibatan saya berawal dari sebuah pesan di grup yang mencari mahasiswa kesehatan yang bersedia memberikan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah.
Berhubung jadwal kuliah sudah sedikit longgar dan saya rindu berinteraksi dengan anak-anak yang biasa kunjungan ke kantor untuk kunjungan ilmiah, saya mengajukan diri untuk mengisi kegiatan tersebut.
Awalnya fokus dari penyuluhan tersebut adalah mengenai makanan berbahaya dan pentingnya sarapan pagi. Saya dan 2 orang awardee lain yang juga akan memberikan penyuluhan yang sama sepakat untuk seminimal mungkin menyinggung masalah rokok.
Toh, pada 8 daftar kegiatan PHBS di sekolah yang disusun oleh bidang promosi kesehatan Kemenkes RI, tidak merokok di sekolah berada di urutan ke 6 dan menurut saya sendiri (dan seorang penyuluh kesehatan dinkes yang pernah saya temui) tujuannya adalah menyasar tenaga pendidik dan orang dewasa yang berkegiatan di sekitar sekolah.
Kami berangkat dari Yogyakarta dalam 2 rombongan, tujuan kami adalah memberikan motivasi belajar, mengenalkan hidup bersih dan sehat, serta sedikit informasi mengenai literasi digital untuk anak kela 4,5 dan 6 di SD yang sudah ditentukan sebelumnya.
Saya berkesempatan untuk berbagi dengan adik-adik di kelas 5 ini.
Awal mula kami mengetahui ada yang merokok adalah saat pemberian motivasi. Saya lupa bagaimana awalnya rekan saya tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang dijawab dengan kata "merokok" oleh anak-anak ini.