Lihat ke Halaman Asli

Cornelius Tio Kurniawan

Seorang seminaris yang sedang berjuang di tahun terakhir

Merawat Bumi dengan Transformasi Transportasi

Diperbarui: 12 September 2022   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Latar Belakang

BBM naik menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. BBM adalah sumber bahan bakar yang kebanyakan dipakai oleh kendaraan di Indonesia, sehingga pasti sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Mungkin sudah saatnya Indonesia beralih ke energi yang lebih terbarukan. Contohnya seperti energi listrik. Sejak ditetapkannya Hari Kendaraan Listrik Sedunia pada 9 September 2020 lalu, peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik menjadi target pasar otomotif dunia. Maka, penting bagi kita untuk memikirkan hal ini demi bumi tercinta kita.

Mulai Antusias

Kendaraan listrik saat ini mulai diminati oleh masyarakat. Buktinya, dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) tahun 2022, penjualan EV (Electric Vehicle) mengalami kenaikan. Dalam GIIAS tahun ini, jumlah EV yang terjual adalah 1.594 unit kendaraan xEV, dengan rincian 1.274 unit BEV atau kendaraan listrik berbasis baterai dan 320 unit kendaraan hybrid. Padahal di tahun sebelumnya, penjualan EV tidak sampai 1.000 unit. Hal ini tentu menguntungkan perusahaan produsen kendaraan listrik dan juga Menteri Perindustrian (MenPerin) dalam hal mengurangi emisi gas karbon. Isu global warming memang tengah menjadi hal yang didiskusikan karena dampaknya sudah mulai terasa. Adanya energi listrik menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk ikut membantu merawat bumi kita ini. Saat ini, yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber bahan bakar transportasi umum hanya transJakarta dan PT KAI saja. 

Industri Transportasi Listrik

Dilansir dari Detik, Saat ini, terdapat 38 perusahaan industri perakit kendaraan listrik di Indonesia, dengan rincian empat perusahaan bus listrik, tiga perusahaan mobil listrik, serta 31 perusahaan kendaraan roda dua maupun roda tiga listrik.

Ke depan, Kemenperin menjamin bahwa pilihan kendaraan elektrifikasi yang diproduksi di Indonesia akan semakin banyak dan hal ini secara bertahap akan mengurangi beban defisit dari impor BBM. 

Kemajuan produksi kendaraan listrik ini sejalan dengan apa yang ingin dicapai, yaitu Carbon Neutral tahun 2060 mendatang. 

Salah satu pionir yang paling terkemuka di bidang ini adalah Tesla. Perusahaan milik Elon Musk tersebut yang mempopulerkan kendaraan listrik ke dunia. Namun, menurut News 18, pasar kendaraan listrik justru didominasi oleh Tiongkok. Merujuk dari laman Visual Capitalist, produksi kendaraan listrik dari Tiongkok total telah menjual 51,7 persen kendaraan di seluruh dunia. Tiongkok telah memulai memproduksi sejak 2019. 

Trend Baik yang Mulai Hilang

Dulu, sewaktu pandemi sedang ramai-ramainya, ada satu trend yang sebenarnya baik bagi lingkungan. Trend tersebut adalah bersepeda. Waktu itu, banyak orang yang meramaikan trend tersebut. Saking ramainya, penjualan sepeda mengalami kenaikan. Orang dapat menyehatkan jiwa dan raga sekaligus menyehatkan bumi dengan mengurangi polusi udara dan suara. Harga pun juga ekonomis. Namun kini, trend tersebut sudah mulai berkurang. Semenjak pandemi menurun, orang-orang kembali beralih ke kendaraan bermotor. Jika dilihat, hal ini dikarenakan fasilitas di Indonesia masih kurang, ditambah lagi dengan masyarakat Indonesia yang belum siap, serta peraturan mengenai pesepeda yang belum kuat. Sering terlihat jalur pesepeda digunakan motor, apalagi di lampu merah. Para pesepeda juga sering menerobos lampu merah dan bersifat arogan. Aturan mengenai sepeda juga belum begitu jelas, sehingga masih sulit untuk menerapkan trend ini. Jepang dapat menjadi contoh dalam hal ini, walau mereka memproduksi kendaraan bermotor, tetapi sedikit di sana yang menggunakan kendaraan bermotor. Namun, memang kedisiplinan menjadi penting jika ingin menggunakan sepeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline