Lihat ke Halaman Asli

Resensi Buku: Aplikasi Ilmu Ketawaa di Dunia Bisnis

Diperbarui: 20 September 2016   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul Buku : Aplikasi Ilmu Ketawa Di Dunia Bisnis

Penulis: Mimosa Torsina & Galatia Chandra

Penerbit: CV Gratia Tibi, Publishing Co, Jakarta, Indonesia

Tahun: 2016

Apa hubungan antara ketawa dengan dunia bisnis? Saya tidak tahu. Serius, saya bahkan sama sekali belum pernah memikirkannya sampai saya membaca buku ini. Selama ini saya beranggapan keduanya adalah dua dunia yang berbeda, yang tidak ada hubungannya. Yang saya mengerti perihal dunia bisnis adalah dunia yang berkutat soal bagaimana mendatangkan uang dengan sebanyak-banyaknya dengan mengeluarkan upaya yang sedapat mungkin sekecil-kecilnya. Sedangkan soal ketawa, dapat dikatakan saya lebih pesimis lagi. Yah, lihat saja dunia sekarang. Tidak terlalu mudah untuk ketawa ketika kita melihat apa yang ditampilkan di media massa, misalnya. Padahal ketawa sejatinya adalah ekspresi batin manusia yang dapat menjadi penanda bahwa kita menikmati hidup.  

Yang penting untuk diingat adalah buku ini bukanlah buku humor agar para pembacanya dapat tertawa dengan mudah, namun humor digunakan sebagai “...salah-satu cara yang jitu untuk meningkatkan keintiman/hubungan Anda dengan orang lain sehingga urusan bisnis pun menjadi lebih lancar” (h. 7). Disinilah saya melihat bahwa dengan menggunakan humor untuk urusan bisnis, penulis sedang memanusiakan pembeli. Seperti yang diungkapkan penulis, “... tawa itu perilaku sosial yang mengasyikkan dan seru. Tawa mempunyai nilai penyembuhan, dan membantu agar dapat lebih memahami orang lain” (h. 12-13). Ini lebih besar daripada memperlakukan pembeli sebagai raja. Raja bisa mendapatkan penghormatan dan pelayanan yang palsu dan tidak tulus, namun jika kita sebagai pembeli diajak untuk ketawa sesungguhnya kita diajak untuk menjadi sahabat alih-alih sekadar target penjualan.

Harus diakui tidak semua orang bisa melucu, dan tidak semua lelucon itu lucu alias bisa membuat orang tertawa. Sebagai contoh, tentu sangat tidak menyenangkan bila menonton acara komedi namun kemudian kita menyesalinya karena sama sekali tidak lucu. Untuk dapat membanyol, orang harus kreatif dan mengumpulkan banyak ide. Buku yang sarat dengan lelucon ini menyediakannya untuk para pembaca. Namun sejak awal penulis telah memberikan rambu-rambu agar memperhatikan kesalahan-kesalahan humor yang harus dihindari (Bab 2). Menurut saya, penulis sangat memahami keadaan dunia ini yang sudah kehilangan “sense of humor” yang benar.

Baik bagi orang yang dapat dikatakan tidak terlalu paham soal dunia bisnis seperti saya, maupun bagi orang yang telah bergelut di dunia bisnis buku ini terasa benar manfaatnya. Dengan gaya bahasa yang tidak berbelit-belit, penulis memberikan penjelasan yang teliti mengenai cara berbisnis. Tahap demi tahap diulas, mulai dari bagaimana melakukan kontak kunjungan (Bab 6) hingga bagaimana melakukan penutupan transaksi (Bab 11), karena tentunya seorang “Sales yang tidak bisa melakukan penutupan bukanlah seorang sales. Ia hanya seorang teman ngobrol” (h. 212).

Manfaat lainnya nyata terlihat dengan banyaknya tips praktis yang diberikan penulis dalam buku ini. Tidaklah berlebihan jika dikatakan tips-tips praktis tersebut diberikan dengan berkelimpahan dan murah hati. Saya melihat semua itu adalah karena penulis memiliki kerinduan agar pembaca buku ini bertambah fasih dalam  pergaulan bisnis, dan dengan demikian sukses selalu.

Salam ketawa... 

Yogyakarta, 20 September 2016  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline