Lihat ke Halaman Asli

Tinjauan Komposisi, Sifat, dan Spesifikasi Biodiesel

Diperbarui: 25 November 2024   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, memiliki sifat terbarukan, dan mampu menggantikan bahan bakar fosil. Dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan isu lingkungan seperti emisi gas rumah kaca, biodiesel menjadi solusi penting dalam diversifikasi energi. Biodiesel diproduksi melalui proses transesterifikasi, menghasilkan ester metil asam lemak (FAME) yang memiliki sifat unik dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional. Untuk memastikan kinerja yang optimal, biodiesel harus memenuhi spesifikasi tertentu yang ditetapkan oleh standar internasional seperti ASTM D6751 dan EN 14214.

Komposisi Biodiesel

Komponen utama biodiesel adalah ester metil asam lemak (FAME), yang dihasilkan dari trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani. Komposisi biodiesel bergantung pada sumber bahan baku, seperti:

  • Minyak Nabati: Minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak kanola, minyak jarak.
  • Lemak Hewani: Lemak sapi, lemak babi, dan lemak ayam.
  • Minyak Limbah: Minyak jelantah dari rumah tangga atau industry.

Setiap bahan baku memiliki proposrsi asam lemak jenuh dan tak jenuh yang berbeda, yang mempengaruhi sifat fisikokimia biodiesel, seperti viskositas, titik nyala, dan stabilitas oksidasi.

Sifat Fisikokimia Biodiesel

  • Densitas dan Viskositas

Biodiesel memiliki densitas sekitar 0,86--0,90 g/cm dan viskositas 3,5--5,0 cSt pada 40C. Viskositas yang lebih tinggi dibandingkan diesel konvensional memengaruhi pola penyemprotan bahan bakar, tetapi tetap dalam batas yang dapat diterima untuk aplikasi mesin.

  • Titik Nyala

Titik nyala biodiesel berada di atas 100C, lebih tinggi dari diesel fosil, sehingga lebih aman dalam penyimpanan dan transportasi.

Nilai Kalor

Nilai kalor biodiesel (37--41 MJ/kg) lebih rendah dibandingkan diesel fosil (42--46 MJ/kg), namun cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mesin diesel.

Stabilitas Oksidasi

Asam lemak tak jenuh dalam biodiesel rentan terhadap oksidasi, yang dapat menghasilkan peroksida dan senyawa asam yang merusak sistem bahan bakar. Penambahan antioksidan sering digunakan untuk meningkatkan stabilitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline