Lihat ke Halaman Asli

Cornelia MariaRadita

Masih Mahasiswa

NKCTHI, Ketika Otoritas Hancurkan Kebahagiaan

Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: wartakota.tribunnews.com

Di awal tahun 2020 lalu, Indonesia berhasil merilis beberapa film dengan kualitas yang sangat baik. Sebut saja salah satunya film garapan Angga Dimas Sasongko yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020). Film ini sukses membawa para penonton hanyut ke dalam arus ceritanya yang begitu mengaduk perasaan, hingga tanpa disadari air mata berlinang karena kedekatan emosional yang dirasakan.

Implikasi Sosial

Setelah menyaksikan film ini, tidak sedikit penonton yang merasa film ini sangat mirip dengan kehidupannya. Berbagai respon penonton yang menjadi anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu kerap ditemukan di media sosial hingga jajaran selebritis pun turut memberi respon (Saputra, 2020). 

Beberapa soundtrack yang mengiringi film NKCTHI seperti Rehat-Kunto Aji, Untuk Hati Yang Terluka-Isyana Sarasvati, Secukupnya-Hindia, dan masih ada yang lainnya dijadikan ajang untuk membangkitkan mood positif. Lagu-lagu ini mendadak banyak dicari karena liriknya yang menenangkan jiwa.

source: hipwee.com

Tak hanya itu, bebagai quotes yang diambil dari kata-kata yang disampaikan para tokoh pun bertebaran di media sosial. Viralnya kata-kata yang diucapkan dalam film memunculkan #nkcthi dan #nkcthiquotes di media sosial yang di dalamnya berisikan bermacam unggahan quotes.

Genre

Film ini menceritakan tentang keluarga Narendra ini, mempunyai genre drama. Hal ini ditunjukkan dengan penggambaran karakter serta alur cerita yang realistis. Cerita yang berfokus pada lika-liku hubungan antar anggota keluarga membuat film ini dekat dengan apa yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Karakteristik dari genre drama ini adalah kedekatan dengan kehidupan nyata.

Paradigma Kritis dalam NKCTHI

Film NKCTHI, banyak memberikan tentangan terhadap cara didik orang tua yang mempunyai kecenderungan protektif dan otoriter. Ketidakpercayaan sosok ayah terhadap si bungsu Awan dan terus menerus meminta si sulung Angkasa untuk menjaga adiknya yang kini sudah dewasa menjadi salah satu dasar konflik dalam film.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline