Ketika kesunyian malam mencekam
Suara hati membungkam
Angin malam meraung-raung
Seperti memainkan rasa dan asa.
Logika meronta membisikkan makna.
Cintailah sewajarnya jika cinta itu tidak membunuhmu.
Mengapa tidak pergi saja kalau nyatanya sama saja.
Ketika rindu hanya lintasan bayang semata.
Di satu sisi perasaan seperti terjebak dalam lingkaran cinta.
Seakan tak mau pergi.
Aku mulai kehilangan arah berpencar kesegala penjuru.
Membuatku sadar apakah hatilah pemenang atas segalanya.
Laktutus 6,05-20 (00.20 WITA)