Lihat ke Halaman Asli

Siklus Orang Sakti dan Setan Gundul

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak bisa tidak untuk tidak berkomentar begitu membaca berita ini: Ical: Ada Orang Sakti di Belakang Gayus!

Kutipan dari berita diatas adalah sebagai berikut,

“Saya lihat ada tendensi serangan-serangan yang disusun dengan aktornya Gayus dan ditujukan kepada tiga pihak," kata Ical kepada wartawan saat temu kader dan bakti karya partai Golkar di Karangasem, Bali, senin (22/11/2010) siang tadi.
Menurut Ical, ketiga pihak yang dia maksud itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang digambarkan selama ini tidak mampu ambil kebijakan, khususnya soal Gayus. Kedua adalah polisi yang sekarang dikesankan seperti tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "Ketiga adalah serangan kepada saya. Apakah ada sesuatu kekuatan yang ingin perpecahan dari koalisi,” jelas Ical

Rupanya, bahwa bapak yang satu ini pantas mendapat gelar baru, penyambung lidah Soeharto. Walau Soeharto tidak ada, pola pikirnya masih bergentanyangan dan salah satunya hinggap pada Bapak ketua partai ini.

Jaman Orba dulu, kita mungkin masih ingat banyak istilah yang dibuat oleh Bapak Pembangunan, diantaranya "setan gundul" dan Organisasi Tanpa Bentuk alias OTB. Istilah-istilah itu, mengacu pada orang-orang atau kelompok tertentu yang menurutnya mempunyai niat buruk dan mengancam eksistensi kekuasaannya. Tindakan yang cukup populer kala itu, bahwa mereka ini akan digebuk!

Nah, jaman boleh berganti, nama partai boleh sedikit diubah tapi metode berpikir kok ya tidak ada yang baru. Hanya istilah yang diciptakan sang ketua parta sedikit berbeda yakni "Orang sakti"! Entah mendapat wangsit atau ilham dari mana sampai ide itu muncul. Mungkin karena terlalu lama dalam kubangan lumpur, jadi ngga cerdas lagi. Menyedihkan!

Selain hanya bisa memutar siklus pemikiran jadul, Bapak ini juga rupanya tidak kreatif bermanuver. Dengan statemen yang juga membawa dua nama lain itu, ia terlihat tak lebih dari seorang tukang contek. Ia menyontek manuver lama SBY yang menempatkan diri sebagai obyek penderita yang sedang dijadikan sasaran tembak, sedang didzalimi, sedang dinistakan dan kemudian simpati akan datang padanya.

Dengan membawa dua pihak sekaligus dalam statemennya ia ingin menggambarkan bahwa ia jika ada yang "nyerang" dia, itu juga artinya "nyerang" Presiden dan kepolisian. Dalam skala yang lebih besar, itu artinya juga nyerang Negara ini! Wah wah, Ia berusana mempersonifikasikan dirinya benar-benar besar! Sungguh taktik amatir dan tidak kreatif!

Jika berulangkali ia mengatakan bahwa isyu pertemuannya dengan Gayus sebagai sesuatu yang tidak edukatif, statemennya barusan itu bukan lagi tidak edukatif, tapi menjerumuskan. Mblocok'no kata tetangga sebelah. Bagi saya, ini sungguh menyedihkan. Ada seorang ketua partai yang masih saja berpikir rakyat ini merem semua, bodoh, buta informasi, tidak mengerti berita dibalik berita dan hanya nurut apa kata dia.

Yah, sudah, cukup. Jangan teruskan niat pencalonan dirimu sebagai presiden pak! Anda hanya akan memutar ulang siklus 32 tahun itu. Tak ada yang ingin mengulang masa itu. Silakan, anda dan kroni saja, jangan rakyat Negeri ini!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline