Lihat ke Halaman Asli

Aktifitas Build Up di Gudang Export Gapura Angkasa (Part 5)

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aktifitas Build Up di Gudang Export Gapura Angkasa (Part 5)

Kelompok 1

Ketua : Hetro Handitro (243111003)

Anggota : Rara Resti Regata (243111014)

Zahir (243111019)

Nela Rizky Febriyanti (243111023)

Kelas : DIII-Groundhandling

Dosen : Eko Probo (mata kuliah : Basic Cargo)

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Build Up merupakan salah satu proses terpenting dalam penanganan cargo. Penanganan yang dilakukan berupa : packing barang, penataan barang, pengecekan barang, penulisan nomor ULD, penulisan nomor master dan jumlah barang, serta penimbangan barang.

Proses build up pada gudang export Gapura Angkasa mempekerjakan beberapa karyawannya dengan status outsourcing, kecuali jabatan supervisor. Para karyawan tersebut dibuat menjadi beberapa grup kerja, dimana dalam satu grup terdiri dari 7 pegawai yang kemudian di bagi lagi sesuai dengan jenis pekerjaannya, yaitu : 3 orang checker, 1 orang dokumen processing, 1 orang supervisor, 1 orang GL (Group Leader), dan 1 orang staff PDE.

Pada proses build up terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan yang ada yaitu :

-System (system down, mati listrik, dll)

-Human Error (miss communication, kurang pengalaman, dll)

-Peralatan (peralatan rusak, perawatan, dll)

Saran

Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses build up tentunya harus adanya perbaikan. Beberapa perbaikan tersebut seperti :

1.System

Pada system, karena hal seperti system down dan mati listrik tidak dapat diprediksi, maka untuk mencegah terlantarnya pekerjaan, para pegawai harus bisa mengerjakan pekerjaan secara manual. Sehingga ketika hal tersebut terjadi, para pegawai sudah terbiasa dengan pengerjaan secara manual. Dengan kata lain, pengerjaan secara manual dan menggunakan system harus diimbangi.Untuk menangani matinya listrik, perusahaan seharusnya menyiapkan alat cadangan listrik sebagai persiapan ketika listrik mati.

2.Humman Error

Menurut kami, untuk memperbaikinya dengan lebih seringnya pelaksanaan pelatihan-pelatihan kepada para pegawainya baik secara prosedur maupun praktik. Baiknya karyawan harus memegang buku sebagai pedoman dalam bekerja. Agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu, pelatihan menggunakan komputer juga sangat diperlukan para pegawai karena pekerjaan banyak menggunakan sistem.Serta perusahaan harus lebih memikirkan kesejahteraan para pegawainya agar para pegawai dapat bekerja dengan tenang dan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.

3.Peralatan

Karena hal ini berhubungan dengan Airlines, makan pihak gudang harus bekerja sama dengan baik dengan pihak Airlines. Dan untuk pihak Airlines mungkin harus lebih memperhatikan peralatan-peralatan mereka yang ada digudang. Karena peralatan-peralatan tersebut digunakan untuk menangani cargo-cargo yang penanganannya menggunakan Airlines mereka.Lalu disiapkan pula alat-alat yang menggunakan listrik cadangan ataupun nonlistrik untuk menggantikan peralatan yang mati karena matinya lampu sehingga tidak menghambat proses penanganan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline