Lihat ke Halaman Asli

LCC

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Low Cost Carrier

Rara resti regata(2431 11 014)

Hervika okky caroline(2431 11 025)

Troune vionadea(2431 11 027)

Intan hayati(2431 11 026)

Konsep Low Cost Carrier mulai merambah ke Indonesia. Berbagai Airlines di Indonesia mulai menerapkan system penerbangan dengan efisiensi seluruh variabel cost yang ada. Bahkan Garuda Indonesia juga mulai ingin memanfaatkan LCC ini untuk mengambil Market Share yang lebih banyak lagi dengan adanya Citilink Garuda Indonesia. Belum lagi banyak maskapai di Indonesia sepearti Sriwijaya Airlines, Batavia Airlines dan Lion Air yang menggunakan Konsep LCC.

“ … Adanya LCC berdampak pada reduksi cost dan keragaman pelayanan yang diberikan sarana pengangkut pada penumpangnya. Beberapa waktu lalu sarana pengangkut memberikan layanan pilihan area tempat duduk “smoking area” dan “no smoking area”, sekarang layanan itu ditiadakan. Saat ini ada lagi jenis layanan baru yaitu lokasi tempat duduk tidak lagi ditemukan pada saat check in, namun sesuai dengan pilihan penumpang pada saat masuk pesawat. Beberapa sarana pengangkut yang menentukan nomor atau area tempat duduk pada saat check in.” ( Ground Handling, Suharto Abdul Majid dan Eko Probo D. Warpani )

Pada bahasan di atas, dijelaskan bahwa harga murah bukanlah hal yang menjamin penumpang akan mendapat fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang memuaskan yang sebanding dengan fasilitas pada penerbangan yang menggunakkan jasa Full Service.

Low Cost Carrier belakangan ini menjadi suatu konsep yang menarik bagi maskapai di Indonesia. Selain merupakan manajemen yang dapat meminimalisir biaya variable cost. Low Cost Carrier juga dapat mengambil suatu segmentasi pasar yang lebih luas lagi.

Low Cost Carrier memiliki beberapa aspek kerugian dan keuntungan. Aspek kerugian diantaranya adalah :

1. Pegawainya rata – rata adalah pegawai outsource sehingga terdapat suatu kelemahan dalam loyalitas pegawai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline