Lihat ke Halaman Asli

Aku Bukan Bajingan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika membaca statement wagub DKI dari media massa , “Aku Bukan Bajingan, kalimat inilah yang saya dengar dari seorang mahasiswa semester satu sebuah universitas favoriteyang masa SMA-nya pernah ikut tawuran karena permasalahan anak muda,

Sikap kritis atas ucapan yang kurang etis dari seorang pemimpin tersebut akibat merasa tidak adil, seorang pelajar yang usia muda dan masih bisa dibina justeru dimaki semacam itu, sementara belum pernah terdengar cacian pada koruptor dengan kata-kata tersebut.

Disisi lain para preman yang nyata-nyata adalah seorang Bajingan justeru diakomodir dan digaji 4 jutaan melebihi UMR para buruh yang keluar keringat setiap harinya. Yang janggal cacian wagub tersebut yang sangat kurang etis diucapkan seorang pemimpin justeru mendapat banyak pujian dan dukungan, sementara “bodoh” kata-kata lumrah yang pernah diucapkan isteri petinggi negeri ini malah di kritisi.

Pelajar adalah anak bangsa sekaligus pewaris negeri ini, kita tidak akan dapat menduga bisajadi kelak dari merekalah lahir pemimpin terbaik negeri ini. Terkadang kita cenderung menyepelekan orang miskin anak jalanan, gelandangan dan menganggapnya sebagai sampah padahal mereka pewaris bangsa ini yang berhak untuk menjadi baik.

Fenomena tawuran pelajar tidak seharusnya divonis dengan cacian yang merupakan bentuk do’a tidak sengaja, namun dibina dan disadarkan karena masa remaja masa pencarian jati diri yang bisa dirubah .

Merubahnya dengan hati bukan caci maki yang menyakitkan hati bagi orang lain.

Sedikit coretan hati diminggu ini semoga jadi renungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline