Lihat ke Halaman Asli

Setan Politik Tidak Dibelenggu di Bulan Puasa

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, dimana pintu taubat terbuka lebar bagi yang sungguh-sungguh ingin bertaubat dan membersihkan diri dari berbagai perbuatan tercela korupsi, zina, dan segala bentuk dosa besar atau kecil. Pada bulan ini juga pintu surga terbuka lebar dan pintu neraka tertutup rapat bagi orang-orang beriman yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Selain itu pada orang-orang berpuasa “setan dibelenggu” sehingga orang-orang beriman tersebut bebas dari gangguan setan untuk berbuat berbagai bentuk kejahatan kecil dan besar. Dengan berpuasa pula manusia diajarkan untuk menahan nafsu seksual, lapar haus, amarah, benci, menghasut dan lain sebagainya.

Begitupula dengan segala bentuk kebaikan sedikit hingga besar akan mendapatkan pahala berlipat-lipat pada bulan ini. Sehingga pada bulan ramadhan umat muslim dianjurkan untuk banyak beramal baik itu tenaga dan harta yang dimilikinya.

Akan tetapi “setan dibelenggu” pada bulan ramadhan kali ini terutama bagi umat muslim Indonesia yang bertepatan dengan moment pilpres “Setan Politik Tidak Dibelenggu” ini dapat dilihat bagaimana para pendukung masing-masing capres mengungkapkan amarah, hasut menghasut, tipu menipu, menghina dan lain sebagainya yang merupakan bentuk-bentuk perbuatan setan.

Begitupula perilaku para capres yang mendadak santri, seolah-olah peduli pada orang miskin, saling silaturrahiim sesama muslim diberbagai pesantren dan musholah dengan membagi-bagi makanan dan sejenisnya yang merupakan bentuk amal ibadah yang seharusnya Lillahi Ta’ala dengan niatan karena karena Tuhan semata, berubah menjadi “Karena Kursi”.

Sebagai seorang muslim dan anak bangsa saya merasa Ramadhan 1435 H di Indonesia tahun ini terkotori oleh “Setan-setan Politik yang tak terbelenggu”. Ramadhan yang suci sebagai bulan untuk mensucikan diri agar kembali fitri terkotori perilaku-perilaku yang jauh dan bertolak belakang dengan moment ramadhan sesungguhnya.

Pemilihan presiden hanyalah proses demokrasi hanya kepentingan duniawi yang jadwalnya bukan harga mati bisa ditunda ataupun dimajukan, toh bukan kebutuhan yang urgent banget bagi rakyat kecuali sebuah moment mendesak yang harus dilakukan bagi orang-orang yang “sinting” kekuasaan. Dengan menunda ajang rebutan kursi , Sehingga tidak menomor duakan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kepentingan Capres Copres dibulan yang khusus bagi umat muslim untuk mendekatkan diri pada Illahi.

Sedikit coretan hati dibulan suci ini, semoga bulan Ramadhan yang penuh berkah ini tidak terkotori setan-setan politik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline