Berbicara tentang kepemimpinan, dua sosok yang terkenal di dalam Islam ini tidak kalah menariknya untuk dibahas, pemimpin Islam pada masanya yang hingga kini masih terus diingat dan diceritakan - menjadi teladan.
Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz merupakan dua tokoh pemimpin dalam Islam pada masanya. Meski jauh berbeda masa berkiprah, kedua sosok ini menjadi role model yang sangat kuat. Umar bin Khattab yang hidup berdampingan secara langsung dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam - menjadi bagian dari empat sahabat yang selalu dikenang - belajar langsung dengan Baginda Nabi. Sedangkan, Umar bin Abdul Aziz ialah generasi ketiga dari Umar bin Khattab. Ibu dari Umar bin Abdul Aziz merupakan cucu dari Umar bin Khattab (Sumber; The Glory Story of Two Umar's, xxiii).
Di antara para pemimpin yang adil dan terkenal dalam sejarah Islam, kedua sosok pemimpin ini terkenal adil, tegas, serta peduli terhadap aparat dan rakyatnya. Mereka telah mengisi ranah sejarah peradaban Islam sebagai pemimpin hebat dan fenomenal.
Berbeda dengan saat ini, kita bisa melihat di media-media - banyak orang yang mendekati rakyatnya, menyimak keluhan mereka, mendengarkan apa yang dibutuhkan dengan istilah saat ini; blusukan. Kita banyak melihat para calon pemimpin yang mendadak seakan begitu dekat dengan rakyat, ikut makan di warung, ke pasar, naik transportasi umum bersama rakyat, bahkan sampai masuk ke sawah-sawah. Semua dilakukan semata untuk pencitraan. Setelah mereka terpilih, lupa sudah!
Melalui buku The Glory Story of Two Umars, Ustad Fuad Abdurrahman selaku penulis, mengangkat kepribadian kedua pemimpin ini dengan apik. Menceritakan bagaimana kedua sosok Umar dengan tulus memimpin demi kepentingan rakyatnya, bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi.
Nuansa Islami membersamai dari halaman demi halaman dalam buku ini, menulusuri jejak-jejak kehidupan kedua sosok yang sangat layak untuk diambil intisari dan manfaat dari kisah mereka. Menjadi suri tauladan bagi setiap kita yang akan menjadi pemimpin, terlebih memimpin diri kita sendiri.
Dengan adanya buku ini di tengah-tengah kita diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing. Kendati berada di puncak kekuasaan, mereka (Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz) rela berperih dalam kesederhanaan dan menjadi pijakan kaki rakyatnya demi menghamba pada Allah semata.
Umar bin Khattab hampir setiap malam blusukan tanpa pamrih hingga ke pedalaman. Ia melihat langsung keluhan dan kebutuhan rakyatnya, bahkan tidak segan-segan memanggul karung makanan hanya untuk memastikan rakyatnya tidak kelaparan.
Umar bin Abdul Aziz menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk mengurusi rakyatnya. Rumah yang sederhana, sekaligus menjadi istananya, menjadi tempat pengaduan rakyat. Hingga pada akhir hidupnya, ia sering blusukan guna memastikan langsung bahwa rakyatnya dalam keadaan aman dan sejahtera.
Buku ini sangat rekomendasi untuk dibaca oleh kalangan mana saja, dari usia remaja hingga yang sudah tua. Dituturkan dengan bahasa sederhana dan dengan gaya penceritaan layaknya novel, sehingga terkesan tidak membosankan. Manfaat dari buku ini dapat menjadi teladan bagi generasi muda agar memiliki karakter kepemimpinan yang luhur. Bagiku 4.6/5.0 ada rating terbaik untuk karya indah ini