Lihat ke Halaman Asli

Pecandu Sastra

Blogger dan Penulis

Puasa di Tiga Hari Esok Seakan Ibadah 700 Tahun

Diperbarui: 24 Januari 2024   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid (ilustrasi). Photo Pecandu Sastra - 2023.ist

Bulan rajab adalah bulan-Nya Allah. Termasuk salah satu dari empat bulan mulia; dzulhijjah, dzulqaidah, muharram, dan rajab. Selain peristiwa diturunkannya nur Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam ke rahim sang ibunda (Siti Aminah), ada banyak keistimewaan lainnya.

Puasa adalah salah satunya, selain berpuasa pada sepuluh hari pertama di bulan rajab, para alim ulama juga menganjurkan untuk berpuasa pada tiga hari di bulan mulia ini. Tiga hari tersebut ialah kamis, jum'at, dan sabtu.

Diceritakan oleh salah satu sahabat melalui pesan whatsapp grup, dalam sebuah majelis ilmu bersama Habib Ubaidillah Al Habsyi - beliau memberi nasihat; barang siapa yang berpuasa pada bulan haram (rajab, muharam, dzulqaidah, dan dzulhijjah) pada hari kamis, jum'at, dan sabtu - maka dihitung seakan-akan ibadah selama tujuh ratus tahun.

Masya Allah, tentu ini adalah kabar gembira bagi umat muslim. Apalagi tiga hari esok bertepatan dengan puasa Ayyaumul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15 hijriah).

Bagi yang hendak berpuasa, berikut adalah niatnya; 

 

"Nawaitu Shauma Ayyamil Biidh Sunnatan Lillaahi Ta'aalaa."

Artinya: 

"Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta'ala."

Selain berpuasa di bulan rajab dianjurkan pula untuk memperbanyak istighfar. Istighfar yang bisa dibaca di antaranya; "Robbighfirli warhamni watub'alayya" sebanyak tujuh puluh kali pada pagi dan sore hari. Di Kota Tarim, Hadramaut, Yaman istighfar ini diamalkan sesudah subuh dan sesudah isya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline