Lihat ke Halaman Asli

Pecandu Sastra

Blogger dan Penulis

Satu Bus Dibuat Panik di Atas Suramadu

Diperbarui: 31 Desember 2023   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan Suramadu. Free pict. ist

Salah satu hal yang bagiku cukup berkesan dan sangat mendebarkan bagi anak-anak selama perjalanan menyusuri pulau Jawa dalam kurun waktu sepekan ialah ketika kita melintasi jembatan terpanjang di Indonesia (Jembatan Suramadu). Jembatan nasional yang menghubungkan kedua pulau; Pulau Jawa di Surabaya dan Pulau Madura di Bangkalan.

Ketika bus hendak melintasi jembatan dengan panjang 5.438 meter (Wikipedia), salah satu pihak dari biro perjalanan ngeprank anak-anak dengan identitas diri. Barang siapa yang hendak menyebrangi Suramadu maka diwajibkan untuk memiliki identitas, baik berupa kartu pelajar atau kartu santri, kartu tanda penduduk (ktp), maupun identitas lain yang memuat nama dan tanggal lahir pemilik.

Sontak saja semua panik, karena barang siapa yang tidak memiliki identitas, maka tidak diperbolehkan ikut melintas dan dengan terpaksa harus diturunkan di pinggir jembatan. Jika tidak ingin diturunkan, maka harus membayar denda bagi yang tidak memiliki identitas dengan nominal seratus ribu.

Ada keringanan bagi yang tidak membawa identitas, diperbolehkan menunjukkan fotonya saja. Alhasil, anak-anak rombongan wisata religi (ziarah wali dan para aulia) pada sibuk menghubungi pihak keluarga, bahkan ada yang rela mengorbankan uang jajan dan ada pula yang pinjam uang dengan temannya.

Aku yang sudah tahu bahwa itu hanyalah senda gurau pihak jasa perjalanan, pura-pura tidak tahu. Dengan santai mengeluarkan identitas dan menempelkan pada kaca bus sebagaimana perintah pihak biro.

Saat memasuki gerbang Suramadu, serentak semua penghuni bus menempelkan kartu identitas. Dan, bagi yang tidak memiliki identitas, mereka menempelkan uang seratus ribu pada kaca jendela sembari berkata; "Maaf, saya masih kecil - tidak punya identitas diri. Tahu saya duit. Mohon maaf bapak, terima kasih - hari ini saya kena prank."

Selepasnya semua tertawa riang gembira, gokil memang om biro perjalanannya. Tahu saja, kalau kita lagi bosan dan ngantuk. Setelah diprank, semua dengan riang menikmati pemandangan yang indah dan istimewa dari atas jembatan Suramadu yang tidak akan pernah terlupakan.

Momen ini benar-benar tidak terlupakan dalam perjalanan selama sepekan, gara-gara guyonan ini anak-anak sampai berkali-kali menghubungi pihak keluarga agar dikirimkan foto identitasnya, baik kartu identitas anak maupun kartu keluarga. Ada juga beberapa yang wajahnya sangat panik dan pucat, karena tidak berhasil menghubungi pihak keluarga. Mau mengorbankan uang seratus ribu rasanya berat sekali, karena perjalanan masih berlangsung beberapa hari ke depan.

Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian, yaitu; jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Jalan yang melintasi jembatan ini  sebelumnya merupakan jalan tol, sejak peresmiannya pada Juni 2009 hingga Oktober 2018. Pembangunan jembatan ini dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada 20 Agustus 2003 dan dibangun serta diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Juni 2009 (Wikipedia).

Jembatan ini memiliki kecantikan yang dapat dinikmati saat melintas. Kita akan dibuat kagum karena saat berada di tengah jembatan, kita dapat melihat adanya laut yang indah dan juga apabila kita datang pada saat yang tepat seperti sunset (matahari terbit) atau sunrise (ketika matahari terbenam) maka akan sangat lebih bagus lagi pemandangannya. Pemandangan malam hari pun tidak kalah menarik, karena cahaya-cahaya lampu baik yang ada di jembatan maupun sekitarnya akan menambah daya tarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline