Lihat ke Halaman Asli

Kholik

Orang Kampung yang pengin bisa nulis

Penistaan Puisi

Diperbarui: 24 Oktober 2016   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi-pagi seorang perempuan datang mengadu.

“Mas aku sering dikirimi puisi-puisi cinta oleh si penyair itu, puisi-puisi yang sangat indah juga sangat romantis!” katanya

“Si anu yang mana, nih?” tanyaku

“Itu, lho, mas si anu yang suka bikin puisi terus dilike sampai ribuan dan komentarnya jutaan!”

“Oh, itu, toh hati-hati jangan mau digombali dengan puisi, tempo hari beberapa perempuan juga datang kemari terus mengadu, katanya mereka juga sering dikirimi puisi-puisi cinta sama dia, klepek-klepek, lantas jatuh cinta, sesudahnya ditinggal begitu aja! Kamu hati-hati”

“Owalaah, ngunu, toh! Duh, padahal aku udah kadung cinta, Je,”

Beberapa hari kemudian

Berbondong orang datang menggerebekku

“Jiancuk!!” kata salah satu dari mereka

“Hai, bung, Puisi itu bahasa nurani, bukan untuk menggombali seperti yang kau bilang! Ini penistaan! “ timpal yang lainnya

“Tangkap! Adili!’

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline