Lihat ke Halaman Asli

Kholik

Orang Kampung yang pengin bisa nulis

Dongeng Politik Negeri Gung Liwang-Liwung

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah ada tiga pendekar mencalonkan diri dalam pilkada di negri gung liwang Liwung. Yang pertama adalah wiro sinting, yang kedua adalah Si Buta, dan yang ketiga anonim (tidak mau disebutkan namanya). Konon ketiga pendekar tersebut sangat sakti mandraguna. Dalam setiap kampanyenya mereka mengeluarkan jurus-jurus terbaru dan tersaktinya. Wiro Sinting mengeluarkan kapak saktinya lalu memutar-mutarkannya dan seketika terdengarlah suara halilintar membahana yang disertai turunnya hujan, warga gung liwang liwung sorak sorai, lantas Si Buta pun tak mau kalah, tongkatnya segera dihentakkan ke tanah lalu keluarlah air memancar dari dalam tanah, warga gembira dan dengan segera membuat selokan agar airnya mengalir ke sawahnya . Sementara, si anonim sendiri dengan tenang tidak berbuat apa-apa. Warga bingung dan bertanya-tanya,

“Mana kehebatanmu?” teriak warga

Dengan tenang pendekar anonim itu menjawab “Pulanglah kalian ke rumah masing-masing, kalian akan melihat kehebatan dan kesaktianku”. Lantaran dirundung penasaran, warga pun pulang ke rumah masing-masing.Alangkah terkejutnya ketika mereka sampai dirumah, dijumpailah sekarung beras, 5 kg gula pasir, sekarung terigu, sekardus mi instant, dan amplop ynag tentunya berisi duit.

“hmm….ini baru pendekar sakti mandaraguna, besok pasti kita pilih ya” kata salah satu warga sumringah.

Warga semakin antusias dengan pendekar anonim itu. Alih-alih, warga dengan seenak udelnya memberi gelar kepada pendekar anonim tersebut dengan gelar Si pembawa berkah. Dan ternyata setelah adanya pemberian gelar, unjuk kesaktian dan kehebatan pendekar anonim itu tidak hanya sampai disitu saja. Setiap pagi ketika warga baru angun tidur dan membuka pintu selalu saja dijumpai bahan kebutuhan pokok seperti ,beras, minyak, dan gula.Oleh karena kesaktian dan kehebatannya sudah tidak diragukan lagi, akhirnya warga beramai-ramai mendukung setengah mati bahkan ada yang berani mati sampai mendeklarasikan simpatisan segala. Keadaan yang demikian itu tentu saja membuat kedua pendekar lainnya cemas.

Wiro sinting geram setengah modar mendengar manuver yang dilakukan oposisinya. Orang-orang dari partai 212 yang selalu mendukungnya sudah mulai berpaling. Begitu juga dengan Si Buta, kupingnya selalu bergetar dan mulutnya komat-kamit mengucapkan entah apalah itu jika mendengar kehebatan pendekar yang satu itu dan seandainya tidak buta mungkin matanya juga melotot sampai mau keluar bola matanya, apalagi jika mendengar massa pendukungnya yang menamakan dirinya KPBSSBDGTB (Kami Pendukung Berat dan Setia Si Buta Dari Goa Tak Berhantu) sudah mulai kehilangan arah maka kupingnya berkedut hebat.

Wiro sinting kemudian segera menemui gurunya yang tak lain adalah mbah sinta gemblung untuk meminta wejangan. Rupanya si buta pun tak mau kalah dan segera bertapa seminggu lamanya untuk mencari wangsit.

Hari-hari terasa berlalu begitu cepat. Cerita kehebatan dan kesaktian pendekar anonim semakin mencuat seantero jagat raya dan jagat para lelembut. Wiro dan si buta pun kalang kabut dibuatnya. Kemudian mereka mendatangi berbagai LSM di daerah gung liwang Liwung dan menghubungi Badan intelijen guna menguak ilmu si pendekar anonim. Kesepakatan dicapai, LSM dan badan intelijen mengusulkan agar pendekar anonim diperiksa saja oleh KPIH (Komisi Pemberantasan Ilmu Hitam) karena pendekar manapun yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah gung liwang Liwung harus bersih dan terbebas dari kepemilikan ilmu hitam. Walhasil setelah diperiksa, pendekar anonim terbebas dari segala dugaan itu. Tetapi ada saja burung yang membawa kabar tidak sedap. Burung mengabarkan bahwa KPIH itu sudah disuap, para petugas KPIH dijatahi berkarung-karung beras, berkilo-kilo gula, berliter-liter minyak serta tunggangan kuda sembrani. Wiro dan si buta pasrah, kehabisan akal, kestagnasian ilmu, dan tentunya sangat kecewa dengan kinerja petugas KPIH. Mereka pun hampir menyerah.

Pendekar anonim kini semakin di atas angin, beliau optimis dan super PeDe sekali melihat pesaingnya tertinggal jauh. kemenangan sudah dalam genggaman, sekarang tinggal satu langkah lagi, yaitu menunggu Pilkada dimulai.

Setelah menunggu sekian lamanya, akhirnya yang ditunggu pun datang juga. Pelaksanaan pilkada berlangsung riuh. Gegap gempita dimana-mana mengumandangkan nama pendekar yang dijuluki pendekar anonim. Dan seperti yang sudah diangan-angkan akhirnya kemenangan mutlak pun jatuh kepada pendekar anonim alias pendekar anonim. Warga gembira, terlebih-lebih pendekar anonim. Euforia dimana-mana. Warga sangat berharap pendekar anonim yang dipilihnya bakal membawa perubahan bagi kesejahteraan hidup dan kemaslahatan umat, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Setelah menjadi pimpinan di daerah gung liwang-liwung, pendekar anonim banyak melakukan penyimpangan. Dana APBD yang seyogyanya digunakan untuk kepentingan warga banyak diselewengkan untuk oleh kroni-kroninya untuk kepentingan perutnya. Warga kecewa, murka, ngamuk, menjerit, dan segudang penyesalan terlontar yang disertai caci maki dengan meminjam nama-nama binatang. Kemudian warga berembug dan mengusulkan kepada dewan mulia untuk mendirikan KPM (Komite Pemberantasan Maling). Usul disetuji. KPM pun didirikan dan segera bertindak memeriksa kroni-kroni dari yang terkecil dahulu agar tidak terkesan menohok langsung ke jantung. Kroni-kroni pendekar anonim yang terlibat penyelewengan akhirnya banyak yang ditangkap. Warga senang atas kinerja KPM, dan bangga karena KPM tak peduli besar kecilnya penyelewengan. Siapapun yang menyeleweng langsung tangkap, termasuk juga soal perempuan.

Lambat laun kinerja KPM semakin bagus, tetapi warga banyak yang kecewa karena KPM selalu mengulur-ngulur untuk menangkap pendekar anonim. Akhirnya warga berdemo. Atas desakan itulah KPM kemudian segera melakukan pemeriksaan, tetapi ternyata semua kecewa karena rupanya pendekar anonim sudah kabur duluan ke sebuah negeri yang katanya dihuni orang-orang bermata sipit. Hingga akhirnya sampai sekarang kabar pendekar anonim pun tak diketahui lagi.

**SEKIAN**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline